Assalamu’alaikum wr.wb.
Jika ditanya, apa yang pertama kali saya lakukan sesaat setelah matahari mulai bersinar di pagi hari, maka jawabannya adalah: membuka jendela lalu menyaksikan tanaman hijau yang ada di luar. Baik di waktu pagi yang cerah, pagi yang redup, bahkan pagi yang hujan sekalipun, akan terasa sebagai sensasi tersendiri. Apalagi tanaman yang berseri-seri itu adalah hasil berkebun kami sekeluarga.
 |
| Ini pemandangan tanaman kami yang paling dekat dengan kamar saya foto diambil saat tengah malam yang hujan |
Sebagaimana rekan-rekan ketahui, berkebun dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain menumbuhkan rasa optimis, menurunkan stress, dan menciptakan iklim sejuk dan segar, selain tentu saja untuk dapat dipetik buah dan bunganya untuk tanaman tertentu. Saya tidak bermaksud berteori di sini. Karena pasti rekan-rekan sudah memahami soal berkebun ini. Saya hanya menajamkan satu hal, bahwa dalam berkebun juga dapat diterapkan sebuah visi yang lain, ialah masa depan.
Tips berkebun ini mungkin tepat bagi yang masih mempunyai sisa lahan yang bisa untuk ditanami beberapa pohon yang dapat tumbuh besar dan tinggi.
Ini tentang pohon jati (Tectona Grandis), pohon yang telah diakui mampu menyediakan bahan baku kayu sebagai bahan dasar peralatan rumah tangga dan perkakas dari kayu pada umumnya, yang berkualitas dan dapat bertahan hingga 500 tahun. Berbanding lurus dengan daya tahannya, semakin tua usia pohon jati, maka semakin baik kualitasnya, dan semakin mahal harganya.
 |
| Andai saya masih ada kelak 20 tahun lagi, Insya Allah saya pengin posting nasib 2 bibit pohon jati ini |
Kiat menanam jati ini bagi saya cukup sederhana dan “cuek”. Bibit pohon jati yang kecil ditanam di tempat yang wajar, lalu biarkan saja tumbuh. Dalam memeliharanya pun sewajarnya saja. Jika Tuhan memberi kita umur panjang, pohon ini dapat kita panen dengan menghasilkan keuntungan ribuan kali lipat dari modal awal. Tapi jika umur kita tidak sampai, hasil pohon ini Insya Allah tetap akan dinikmati generasi kita: anak-anak kita. Hasilnya lumayan, akan menjadi tambahan modal bagi mereka jika kelak berumah tangga, misalnya. Andai pohon itu tidak tumbuh dengan bagus, tidak terlalu merisaukan, karena bibit yang sudah setinggi lutut saja dapat dibeli dengan harga yang murah, sekitar sepuluh sampai lima belas ribu rupiah. Lebih murah daripada harga pulsa ponsel yang seharga dua puluh ribu-an.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
 |
| Nah kalo ini di kebun milik Institut Pertanian Bogor |