Quantcast
Channel: zachflazz
Viewing all 400 articles
Browse latest View live

GITARIS TERBAIK MENURUT SAYA

$
0
0


Assalamu'alaikum wr.wb.



Dalam posting ini, saya untuk membuat daftar pemain gitar yang menurut saya terbaik. Inilah urutannya.


1.  Vito Bratta


Vito-Bratta

guitarbell.com

Jika rekan-rekan menikmati alunan lagu When the Children Cry, salah satunya tentu karena petikan gitar serius dari seorang Vito Bratta. Mantan gitaris White Lion ini, menurut saya sangat jenius dalam mengolah melodi. Bahkan saat mengiringi lagu berirama keras sekalipun, Vito selalu berhasil menyisipkan rif yang melodius dan menggigit. Saya sangat suka saat dia memainkan Blue Monday dan Going Home Tonight saat dia masih diWhite Lion.




2. Akira Takasaki
rockadition.gitar

Gitaris band asal Jepang, Loudness, ini hampir selalu menunjukkan teknik tapping dalam permainan gitarnya, baik di lagu yang beat-nya kencang maupun untuk lagu-lagu balada. Sayang keandalannya hanya saya saksikan di beberapa album awal Loudness. Sedangkan saat ini, saya hampir kehilangan warna yang Akira miliki. Saya sangat suka cara menggitarnya di Twenty Five Days from Home dan Demon Desease di album Soldier of Fortune-nya Loudness.





3. Nuno Bettencourt

www.guitarworld.com

Gitaris grup band Extreme kelahiran Portugal ini bisa dihayati permainan gitar akustiknya di lagu balada abadi More Than Words. Sesuai alirannya, dia sebenarnya memainkan funky metal secara hampir sempurna. Jika ingin mendengarkan melodi yang mendayu dengan gitar listriknya, itu ada di hampir seluruh lagu Extreme di Side B (untuk kaset) album Sides to Every Story. Saya menyukainya saat dia memainkan gitar dengan garang di Decandence Dance di album kedua Extreme (Pornograffiti) dan gitar syahdunya di Our Father di album ketiga Extreme (Sides to Every Story).




4. Eddie Van Halen

ultimateclassicrock.com
Edward Lodewijk van Halen ini adalah gitaris band Van Halen. Eddie dikenal sebagai salah satu pemain gitar yang memiliki banyak inovasi. Gitaris berdarah Rangkasbitung ini sangat dihormati gitaris dunia lainnya karena orisinalitas bergitarnya. Saya suka gitarannya di lagu Not Enough. Teknik bergitar two handed tapping (seperti di foto) menjadi trademark-nya. Demi menjaga beberapa hak cipta menggitarnya, dia kerap memunggungi penonton saat konser. 


5. Yngwie Malmsteen


allaccessmagazine.com

Gitaris Swedia jebolan grup Alcatrazz beraliran neo classical ini sering dikaitkan dengan kecepatan dan nada tinggi dalam bermain gitar. Teknik speed bergitarnya sulit untuk ditiru siapapun. Semakin usianya menua, teknik bergitarnya semakin berjaya, itu yang dapat saya katakan setelah saya rajin mengikutinya dari album ke album. Saya sangat kagum saat Yngwie memainkan lagu instrumental Krakatau yang garang dan Prelude to April yang lembut.





6. Kirk Hammet

s714.photobucket.com

Gitaris Metallica ini sangat mengagumkan saat bermain cepat, sekaligus sangat mengundang decak kagum saat memainkan petikan. Saya menyukainya saat dia memainkan Seek and Destroy dan The Unforgiven. Skill gitar yang ditunjang power chord membuat Metallica semakin hidup. Gitaris yang mendapat julukan The Ripper dan Kirk Hamster ini pernah dikukuhkan sebagai The Best Guitarist in The World versi Guitar World Magazine.






7. Paul Gilbert
theguitaraddict.blogspot.com

Ini dia gitaris Mr. Big yang biasa kita dengar petikan gitarnya di lagu To Be With You dan Wild World yang mendunia. Saya menyukainya saat dia bermain di grupnya yang lain, Racer X karena menampilkan sisi lain bergitarnya yang sangat liar dan berbeda saat dia memainkan gitar secara manis di Mr. Big. Dia terkenal sebagai pionir teknik bergitar alternate picking dan string skipping.






8. Steve Vai
rockguitardaily.blogspot.co

Dari sekian albumnya, saya tetap memfavoritkan album yang pertama, Passion and Warfare. Karena di album itu, Vai masih belum banyak melakukan improvisasi dan bermain technical selain tentu saja mudah dinikmati tanpa mengernyitkan dahi. Solo gitar yang saya sukai yaitu Liberty dan beberapa lagu saat dia mengisi posisi gitar di grupWhitesnake.  







9. Izzy Stradlin
www.guitarworld.com

Salah seorang gitaris band Guns n' Roses formasi awal ini memang hanya pemegang gitar ritem. Dia, di dalam band-nya selalu di bawah bayang-bayang gitaris utamanya, Slash. Tapi ritemnya yang kotor menjadi ciri khasnya dan sangat mewarnai musik Guns n' Roses. Sebut saja begitu dia hengkang dari band ini, maka ciri band itu hanya terlihat dari vokal Axl Rose saja, sedangkan ciri gitar yang berisik pun hilang. Saya sangat menyukainya saat dia memainkan gitar di seluruh lagu di album solonya bersama band Ju Ju Hound



10. Eet Sjahrannie
gitaris.com

Putera mantan Gubernur Kalimantan Timur, Abdul Wahab Sjahranie ini sebenarnya tidak sepenuhnya orisinal. Ada warna Eddie Van Halen yang kental di gitarannya. Tapi konsistensinya dalam memainkan gitar, menawarkan sangat banyak rif kreatif yang jarang diciptakan oleh gitaris lainnya. Saya menyukai Eet saat memainkan Victim of the Strife dan Ikuti di grupnya, Edane.





Demikianlah, bagi para gitaris yang namanya saya sebut di atas, silakan datang ke rumah saya untuk berpesta klepon. Besok malam.


Wassalamu'alaikum wr.wb.





NONTON TIVI

$
0
0

Assalamu'alaikum wr.wb.


Foto di atas adalah foto jadul saat saya berusia lima tahun. Foto ini diambil oleh bapak saya (rahimahullah), saat televisi (tivi) menayangkan film kartun pukul 17.30-18.00 WIB (Tahukah teman-teman, yang mana saya? Saya ingat, saat itu saya nonton tivi sambil makan kacang rebus dan memangku gitar mainan. Fantasi tentang gitar ini telah membawa saya menjadi gitaris handal gagal sekarang,.. memang luar biasa hebat  apes peruntungan saya di bidang gitar-menggitar ini. Di garis tangan saya memang sudah terbaca dengan jelas: gitaris abal-abal!...ehh, tapi dengan gitar juga saya menaklukkan hati seorang wanita yang saat itu saya pikir sedang khilaf, haha... dialah kini ibu si Arien dan Agree).


Pada jaman itu (kesannya kayak mau cerita jaman megalithicum ya?), akhir dekade 70-an. Pesawat tivi merupakan barang langka sedunia. Di kampung saya, saat itu hanya dua rumah saja yang memiliki pesawat tivi. Itu pun tivi yang  masih hitam putih (tapi bukan tivi ala Pak Flinstone yang terbuat dari batu lho)Saya ingat pemilik tivi lainnya adalah Babah Siang, pemilik toko kaset ANEKA.  

Hampir seluruh warga kampung, jika ingin menonton tivi, pasti bertandang ke rumah kami (kami? rumah peninggalan kakek buyut saya maksudnya). Kadang, saking banyaknya orang, sering orang-orang ini sampai meluber hingga di luar pintu rumah. Apalagi saat ada siaran langsung bulutangkis (Rudy Hartono, Liem Swie King cs) atau tinju (Thomas Americo, Muhammad Ali cs), bakalan berjubel ramai remuk redam. Saat pertandingan sepakbola misalnya, terlebih saat Rony Pattinasarani atau Andjas Asmara menceploskan bola ke gawang lawan, pasti riuh rendah gemuruh di ruang tengah rumah kami, tempat tivi ngejogrog. (Ya ampun, indah banget kalo ingat memori ini, kangeeen banget sama mereka semua, para penonton tivi).

Dan menonton televisi saat itu tidak mengenal waktu. Rumah mulai ramai pukul 17.30 WIB saat TVRI menayangkan film kartun (setelah acara Berita Nusantara). Pada sore itu penontonnya hampir semua adalah anak-anak. Semakin malam, semakin padat saja ruang tengah yang ada tivinya itu. Bahkan puncaknya saat acara Film Cerita Akhir Pekan setiap malam Minggu disetel tengah malam pun, rumah kami masih dipadati penonton setia. (Oh iya dulu di Indonesia hanya ada satu stasiun, yaitu TVRI, dan acara tivi baru dimulai pukul 16.30 WIB, kecuali hari Minggu, mulai pukul 08.00 WIB (ya?). Setiap TVRI membuka acaranya, selalu ditampilkan nyanyian Garuda Pancasila-nya Pak Sudharnoto. Pantes jaman dulu jarang ada tawuran ya, simbol yang beginian sekarang pada diabaikan sihh..). 

Saya masih ingat beberapa judul film serial era itu yang sangat favorit bagi kami semua, misalnya film Rin Tin Tin, Time Tunnel, BJ and the Bear, Voyage to Bottom of the Sea, Man from Atlantis, Run Joe Run, Spy Force, Lone Ranger, TJ. Hooker, atau Hart to Hart. 





Film kartun yang  diputar jam 17.30 WIB misalnya Kum Kum, Scooby Doo, Fantastic Four, He Man, Johny Quest, Lone Ranger, Conan the Barbarian, dan sebagainya. 





Satu lagi yang unik. Saat itu TVRI juga menampilkan acara khusus iklan yang kalau tidak salah berdurasi setengah jam mulai pukul 20.30 WIB. Nama acara khusus iklan tersebut: Mana Suka. Dan hebatnya, ini acara terfavorit saat itu dengan rating yang puncak. Bandingkan dengan sekarang, dimana keberadaan iklan malah menyebalkan. Acara Mana Suka ini pada gilirannya dihentikan oleh Pemerintah karena dinilai merangsang nafsu konsumtif masyarakat. 

Nah, apakah teman-teman masih ingat momen menarik soal acara tivi jaman dulu?


Wassalamu'alaikum wrwb.

KOMPENSASI DARI TUHAN

$
0
0






Assalamuálaikum wrwb.


Kamis pekan lalu saya mendapat telpon dari sebuah bank swasta di Jakarta. Pihaknya memberitahukan bahwa tabungan syariáh berjangka anak saya Agree sudah berakhir dan saldonya bisa dicairkan, atau bisa dilanjutkan dengan fasilitas yang sama atau fasilitas reguler di bank itu.

Karena saya mempunyai rencana untuk Agree berkenaan dengan dana itu, maka saya berniat mencairkan saja dana itu. 

Setibanya di bank itu, saya mendapat kejutan. Begini. Menurut hitungan saya, Agree seharusnya menerima dana tabungan sekitar Rp22 juta. Tapi, yang saya saksikan, Agree mendapatkan Rp28 juta. Ada "selisih untung" Rp6juta di sini. Maka untuk konfirmasi, saya bertanya ke isteri saya, berapa kalkulasinya untuk tabungan Agree. Isteri saya pun menjawab sama, Rp22 juta. Nah.

Saya lalu tanyakan ini kepada petugas di bank. Katanya, ada kompensasi bagi hasil atas skema syariáh tabungan berjangka itu. Menurutnya, itu esensi bagi hasil yang sifatnya bisa naik bisa turun, dan jumlahnya bisa signifikan seperti ini.  

Saya yang terbiasa malas berpikir, pasti tidak memikirkan panjang lagi. Pasrah dan berucap alhamdulillaah

Dan ini saya yakini, pasti tidak terlepas dari rasa ikhlas yang coba saya bangun. Teman-teman ingat saat saya cerita di artikel BILUNG belum lama ini? Di situ digambarkan seorang Gareng yang mencoba ikhlas meski merasa dicurangi seorang temannya bukan? Nah inilah sekarang kompensasinya. Inilah kompensasi atas rasa ikhlas itu dari Tuhan. 


----------------
bahkan andai "selisih untung" di atas disebabkan oleh salah hitung saya dan isteri saya sekalipun, tetap saja kan Tuhan memberikan kompensasi dengan cara-Nya, bahkan melalui kejadian salah hitung sekalipun.  

Wallahu a'lam
Wassalamuálaikum wrwb.

DENI MANUSIA IKAN

$
0
0

Assalamuálaikum wr.wb.


Saat saya mudik dua bulan yang lalu, saya menata kembali buku-koran-majalah lama saya yang disimpan ibu. Saya menemukan cerita bergambar (komik) yang kemudian membuka kembali sejarah masa kecil saya dahulu. 

Jika teman-teman seangkatan dengan saya, teman-teman mungkin familiar dengan tokoh komik ini. DENI MANUSIA IKAN.Ya, ini adalah tentang serial komik hitam putih yang setia menemani penerbitan majalah mingguan anak-anak terawet di Indonesia: BOBO


Cerita Deni Manusia Ikan diadaptasi dari sebuah komik balkan yang berjudul Fishboy: Denizen of the Deep,yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1968. Ceritanya tentang petualangan seorang remaja pria, yang saat itu saya bayangkan berusia lima tahun di atas saya. Deni diceritakan terpisah dari kedua orang tuanya dalam suatu pelayaran dan terdampar di sebuah pulau terpencil. Lalu Deni bertekad untuk menemukan kembali orang tuanya itu. Ini yang menggemaskan. Karena kerap diceritakan, Deni dan kedua kedua orang tuanya sudah berada di area yang sama dan hampir bertemu muka, tapi gagal. Alhasil pencarian Deni hampir tidak kunjung usai. Ada saja penghalang yang menyebabkan pertemuan itu tertunda. 

Dan lagi, saya yang menunggu-nunggu cerita serial ini selama seminggu, setelah majalah mingguan itu terbit, ehhh hanya disuguhi dua halaman, dan selalu berujung ke rasa penasaran karena di panel terakhir komik mingguan itu selalu membuat penasaran. Beuhh. 

Dalam komik itu, Deni diceritakan terdampar di sebuah pulau yang memaksanya untuk ber-survival. Dia kemudian tertempa oleh alam dan beradaptasi secara alamiah. Dia pun berevolusi, mampu bernafas di dalam air dan berkomunikasi dengan makhluk-makhluk laut. Ia juga memiliki tangan dan kaki yang berselaput hingga bisa berenang selayaknya ikan. Deni pun digambarkan mengenakan busana yang dirajut dari rumput laut.

Gagasan ceritanya sebenarnya hanya satu, yaitu mencari kedua orang tuanya. Nah, dalam rangka mencari orang tuanya itulah berbagai petualangan silih berganti menghampirinya.  



Di akhir cerita, Deni diceritakan bertemu kembali dengan kedua orang tuanya dan mereka kemudian berbahagia menempati sebuah rumah di pesisir pantai. Itu karena Deni sudah terlanjur mengalami perubahan sebagai manusia setengah ikan. Jadi saat Deni sudah tidak betah di darat, dia segera terjun ke laut, dan di sana teman-teman lautnya sudah menunggunya.

Setelah Bobo menamatkan cerita Deni itu, Gramedia menerbitkannya secara bundel. Saya mengkoleksinya hingga 12 buku, namun tersisa satu saja sekarang. Tapi cukup keren bukan, buku yang saya beli saat saya sekolah dasar, masih ada hingga sekarang.  


Wassalamuálaikum wr.wb.

KOMPENSASI DARI TUHAN (2)

$
0
0

Assalamuálaikum wrwb.


Saya mendapat undangan pertemuan di Jakarta. Saya diundang dalam kapasitas sebagai orang tua dari anak saya, Agree. Tidak hanya saya, kepala sekolah Agree pun diundang dalam acara tersebut. Pertemuan itu menindaklanjuti hasil seleksi penjaringan siswa untuk bidang studi matematika, yang diikuti Agree beberapa waktu lalu. Kejutan buat saya, karena Agree berhasil lolos seleksi. Padahal menurut Agree, saat itu materi soalnya "tidak berperikemanusiaan". Agree bilang jumlah soalnya banyak, semuanya essay, semuanya susah, dan semuanya berbahasa Inggris. 

Saya membayangkan kesulitan Agree saat menghadapi pekerjaan jenis ini. Lihat saja ekspresinya usai menggarap soal saat itu, pada foto di bawah ini. Malamnya pun dia demam. 


Saya surprise sebab saya menyadari, bahwa sebenarnya Agree tidak cukup piawai pada bidang studi matematika. Dia bagus di pelajaran hafalan, tapi kurang brilian di bidang eksakta. Namun alhamdulillaah, semua telah dilaluinya dengan baik. Menurutnya ini karena dia sudah mematuhi tips-tips yang diberikan Arien, kakaknya.

Nah, dari pertemuan itu, Agree sekarang termasuk siswa yang dipersiapkan untuk mengikuti seleksi dalam rangka lomba matematika internasional saat diperlukan nanti. Dan untuk itu tentu ada konsekuensi pembinaan yang harus diikuti Agree rutin setiap pekannya. Ke depan, hari Sabtu-Minggunya akan banyak dilewatkannya dalam program pembinaan. Hati saya mengatakan ini mengenaskan, karena dia akan kehilangan waktu liburnya dan kehilangan kesempatan bermain bersama teman-temannya. Tapi hati saya yang lain mengatakan, ini akan menjadi waktu libur yang mengesankan, jika Agree menikmatinya dan menemukan chemistry yang indah di sini.    

Dan sekarang kesempatan terbuka lebar di depan Agree. Jika dia bisa mengikuti dan eksis di tengah persaingan, mungkin saja dia bisa seperti Arien yang pernah beruntung pergi ke luar negeri karena matematika (bisa dibaca di posting ini). Atau misalnya Agree tidak seberuntung Arien pun, dia tetap memperoleh manfaat yang besar karena berkesempatan mendalami matematika, yang selama ini tidak begitu disukainya.

Tapi lagi-lagi, saya tidak akan pernah memaksa Agree untuk tetap eksis di sini. Seandainya nanti Agree tidak kuat dalam pola pembinaannya, saya akan mendukung saat dia menyatakan kesulitan dan keluar. Tapi jika Agree tetap bersemangat mengikuti program ini, maka sayalah orang tua yang paling komit untuk mendampinginya tanpa kenal lelah. Wait and see, yang pasti puji syukur alhamdulillaah, Tuhan Maha Kasih Sayang kepada umatnya.


Wassalamuálaikum wrwb.

KANGEN RUMAH

$
0
0

Assalamuálaikum wr.wb.



Foto di atas ialah prasasti tua yang ada di rumah orang tua saya di Cilacap. Simbol mengenai selesai dibangunnya rumah itu. Silakan saksikan prasasti dari kayu trembesi ini, pada foto di atas, berangka tahun 1900. Ini lebih tua daripada bangunan legendaris di Semarang, Lawang Sewu yang prasastinya bertuliskan tahun 1907.

Di ruas kiri-tengah tertulis "TOEKANG" yang berarti tukang yang mengerjakan rumah itu. Sedangkan yang ruas kanan-tengah ialah nama buyut saya (kakek dari ayah saya). Saya hanya terngaga, karena saat itu, tahun 1900, mereka sudah mengenal tulisan. Susah dibacanya? Terang saja. Itu karena saat prasasti ini dicat ulang beberapa tahun kemudian, sang tukang (bukan tukang sebelumnya) ternyata tidak bisa baca-tulis, jadilah ruas-ruas yang dicat pun menjadi tidak sinkron dengan huruf-huruf yang ada. Hehe... unik kan?

Ya, saya menulis ini karena saya sedang rindu sekali dengan rumah itu. Selama kurang lebih sembilan belas tahun saya tinggal di rumah klasik itu. Rumah yang jika berada di dalamnya berasa sejuk. Yang membuat teman-teman saya betah berlama-lama di dalamnya. Dan yang menghasilkan inspirasi sepanjang masa untuk saya.

Sampai saat ini, tiang-tiang penyangga rumah masih menggunakan kayu orisinil yang sangat kuat. Saking kuatnya, sampai sekarang, jika kita memasang paku di permukaannya, hampir selalu bengkok. Silakan mampir ke sana jika ingin membuktikannya.

Satu lagi,  rumah ini sangat sejuk meski tidak ada AC atau kipas angin di dalamnya. Ini refleksi buat saya, kenapa saya yang membuat rumah di era sekarang, tidak bisa sesejuk rumah itu. Jangan-jangan, saya masih belum benar dalam membuat rumah. Dalam arti, barangkali saya masih menggunakan ketamakan, nafsu, atau rejeki yang belum sepenuhnya benar saat membuatnya. Tidak sebagaimana rumah orang tua saya. Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa saya.


 Wallahu a'lam
Wassalamuálaikum wr.wb.

LUKISAN BERSEJARAH

$
0
0

Assalamuálaikum wr.wb.


Dari kecil, anak saya Agree tidak menaruh minat di bidang seni lukis. Ketika saya belikan buku gambar pun, paling-paling dicuekin atau diisinya dengan coret-coretan yang tidak terarah. Meski demikian, Agree sering melihat kakaknya, Arien yang melukis di sampingnya. Dia bahkan rajin menemani kakaknya itu mengantar ke kelas melukis di sebuah sanggar.

Hingga suatu saat, tepatnya 20 Juli 2008, saat Agree menjelang berusia empat tahun. Anak itu terlihat serius melukis sesuatu. Melukis mobil, katanya. Teman-teman bisa menyaksikan karyanya itu pada foto di atas.

Apapun bentuk lukisannya, saya mengapresiasinya. Saat dia selesai melukis, saya langsung menggendong badannya, dan bilang kepadanya, "Sekarang hadir lagi pelukis baru di rumah ini yang lukisannya keren banget."

"Pasang dong di dinding!" saya bilang begitu.
Maka Agree pun dengan bangga menempelkan lukisannya itu di dinding kamar. Dinding yang saat itu penuh dengan coretan-coretannya. Cukup dengan selotip seadanya. Biar saja, semaunya, itu juga bagian dari seni bukan?
Setelah itu dia pun keluar rumah untuk bermain. Dan setiap beberapa menit, dia masuk ke dalam rumah, hanya untuk menengok hasil karyanya itu. Hal itu diulanginya berpuluh kali dalam sehari. Dia bangga atas karyanya. Karyanya yang dihargai bapaknya.

Sejak saat itu grafik aktivitas melukisnya pun naik. Meski kadang turun juga, sesekali apatis. Tapi bagi saya, momentum sudah didapat. Dan saya menganggap inilah titik awal anak saya mulai menyukai lukis.

Dan sekarang, Agree sudah bisa melukis. Karya lukisannya cukup banyak, dan prestasinya pun lumayan baik saat mewakili sekolahnya. Saya sering menceritakannya di blog ini. 

Point penting buat saya adalah, saat karya anak-anak kita diapresiasi, maka minat yang tadinya tidak ada, menjadi ada, lalu tumbuh dan bisa saja berkembang. Dan saya yakin, saat siapapun kita dorong, pasti dia akan bergerak ke depan. Insya Allah.


Wassalamuálaikum wr.wb.



Ini yang pakai krayon di atas kertas

Ini yang pakai cat minyak di atas kanvas

ISTERI GARENG DAN DOA IBU

$
0
0

Assalamuálaikum wr.wb.


Gareng memuji isterinya, dengan menyebutnya sebagai wanita paling bersahaja di dunia. 

Apa pasal?

Begini. 
Saat mereka hendak menikah dahulu, Gareng bilang kepada calon isterinya, bahwa dalam memulai pernikahan nanti, Gareng tidak akan berbekal sepeserpun harta dari orang tuanya. 

Ya, Gareng sebagai sulung dari dua bersaudara, berkomitmen untuk tidak membawa apapun dari bapak ibunya. Dia menolak seluruh peninggalan yang menurut orang tuanya menjadi hak Gareng. Jumlahnya banyak, bahkan sangat banyak untuk ukuran Gareng. Tapi semuanya diserahkannya untuk adik dan ibunya. Gareng bahkan yang mengurusnya ke notaris, semua alas hak peninggalan ayahnya, untuk diatasnamakan adik dan ibunya. Intinya, dia tidak ingin meninggalkan ibu dan adiknya dalam keadaan yang lemah, termasuk secara ekonomi. Meski Gareng sendiri bahkan belum tahu seperti apa kelak nasibnya sendiri.


Yang Gareng inginkan hanya satu dalam hidupnya:
ialah RESTU IBU.

Maka, dengan berbekal restu dari ibunya, Gareng benar-benar menjalani pernikahannya dari nol. Nol besar. Hidupnya diawali dengan mengontrak sebuah rumah reyot dan bermodalkan beberapa lembar rupiah. Saat itu tahun 2000, gajinya yang Rp240.000,00, dibaginya untuk membayar kontrakan, menyekolahkan adiknya, dan untuk keperluan hidup sehari-hari. Di atas kertas tentu jumlah itu tidak cukup. Tapi secara ajaib, ternyata itu semua cukup. Meski untuk itu, kebijakan uang ketat dijalaninya. 

Isterinya menerima dengan sabar dan penuh rasa syukur. 

Pernah suatu ketika isterinya hendak mengirimkan uang ke adik si Gareng, malah pingsan di jalan. Rupanya sang isteri saat itu tengah sakit dan memaksakan diri untuk berangkat ke bank, demi bisa mengirimkan uang sekolah untuk adik Gareng. 
Itu tidak akan dilupakan Gareng. 

Pernikahan Gareng telah berjalan selama lima belas tahun lebih. 
Dalam perjalanan waktunya, kini Gareng sudah menemui jalan terang. Kehidupannya serba cukup, bahkan sangat cukup (hatinya yang berkata demikian). Hidupnya damai dan tenteram, anak-anaknya patuh dan mudah diatur, bahkan berprestasi baik. Semua itu diyakini Gareng sebagai perjalanan hidup yang bergelimang dengan doa dan RESTU IBU.  


Wallahu a'laam.
Wassalamuálaikum wr.wb.


-------------------
cerita ini tidak punya tendensi apapun selain ingin menunjukan betapa peran DOA DAN RESTU IBU itu sangat dahsyat.





LUKISAN BERSEJARAH (2)

$
0
0

Assalamuálaikum wr.wb.



Saya sebagai orang tua dari anak-anak saya, selalu ingin mengapresiasi kegiatan anak-anak saya dalam berbagai bentuknya. Salah satu bentuk apresiasi itu adalah mengabadikan karya lukis mereka dalam kaos seragam kami, THE RCAA GANK. Norak? Mungkin. Tapi biar saja. Cuek. Harapan saya, hal kecil seperti ini dapat berarti bagi motivasi mereka dan akan menjadi sejumput pupuk yang menyuburkan tumbuh kembang perjalanan kreativitas mereka. Aamiin. 


Wassalamuálaikum wr.wb.



 








SEPERTI BUS WISATA

$
0
0
Assalamuálaikum wr.wb.



Senin siang yang terik, dua hari yang lalu, saya keluar kantor hendak makan siang. Saya berniat mampir dulu di klub filateli, yang berlokasi di kawasan segitiga Pasar Baru Jakarta.


Saya hampir menyeberang ketika pandangan saya tiba-tiba terhalang oleh bus yang berhenti di depan saya. Bus tingkat. Tepatnya bus wisata City Tour, salah satu program wisatanya Gubernur DKI Jakarta.  


Penasaran dengan bus yang belum pernah saya naiki itu, saya yang biasa berpikir simpel (tepatnya: tidak berpikir), langsung saja masuk ke dalam bus. Terlupakan keinginan untuk membeli perangko keluaran terbaru sebagai koleksi. Dan saya pun tidak peduli bus ini nantinya berjalan kemana. Peduli amat, yang penting naik dulu, soal tujuan urusan keseratus. 


Sesaat berada di dalam bus, perasaan sejuk seketika menyeruak. Saya tiba-tiba seperti berada di sebuah tempat di luar peradaban Jakarta sebagaimana saya rasakan satu menit sebelumnya. Seketika aliran darah yang biasa membeku sebab atmosfer ibukota, mendadak terasa seperti gletsyer yang mencair. Ada sensasi adem yang menenteramkan saat berada di dalamnya. Belum lagi alunan musik berirama rock ballad yang syahdu dengan sound yang tepat, sangat mendukung iklim ngaso dan leyeh-leyeh istirahat di dalamnya. Bus ini menjadi pengendali segala kesuntukan terprogram di kota ini.

Bus wisata itu sangat longgar, sehingga saya bebas hilir mudik ke atas dan ke bawah. Jalannya pun langsam, seperti tidak peduli kendaraan lain yang berkejaran di sekitarnya. Hawanya menyejukkan, menenteramkan, dan mendamaikan. Kacanya pun jernih, membuat pandangan bisa bebas. Andai saya kondisikan untuk tidur, barangkali pun akan segera tertidur. Dan untuk segenap pelayanannya itu, bus ini tidak berbayar.

Ahh, saya jadi membayangkan. Saya ingin seperti bus itu. Longgar, langsam, cuek dengan iklim persaingan di sekitarnya, jernih saat memandang ke luar, dan membuat orang lain nyaman saat bersamanya

Pikiran saya menerawang damai, mengacaukan hiruk pikuk kota di luar bus.


Istana Negara yang panas di luar pun terlihat sangat sejuk dari dalam
Saya yang terkantuk-kantuk, sayup-sayup masih mendengar lantunan Muse: Unintended. Selanjutnya, saya dikejutkan petugas yang membukakan pintu bus. Dia bilang: sampai di halte Sarinah!

Saya yang terbiasa tidak berpikir (tepatnya: berpikir simpel), langsung saja turun. Di Sarinah ada counter CD Music+ yang relatif lengkap. Dan saatnya mencari album barunya Iron Maiden. Sensasi yang juga mendamaikan. Meski sedikit berbeda dengan bus yang sudah berlalu dari depan saya itu. 


 Wassalamuálaikum wr.wb.



View kereta listrik ini mungkin akan sensasional di mata anak saya Agree






















HUJAN-HUJANAN

$
0
0
Agree di samping rumah, bersama teman-teman sesama fans hujan

 Assalamuálaikum wr.wb.

 
Bagaimana sikap teman-teman saat menyaksikan anak-anak atau adik-adik kita bermain di luar saat hujan (hujan-hujanan)? Jika menentang, maka teman-teman termasuk bagian yang dominan dalam survei saya. Berdasarkan survei saya (survei dengan random sampling paling acak, dan valid), masyarakat mayoritas cenderung menentang kebiasaan anak-anak hujan-hujanan, dan memandang bahwa hujan-hujanan berdampak tidak baik.

Saya agak berbeda dengan pandangan itu. 
Saya bahkan mendukung anak-anak saya yang hujan-hujanan. Sepanjang hujan tidak disertai petir, jika perlu dan tidak malu, saya ikut terlibat bersama mereka.  

Alasan saya mendukung anak-anak bermain adalah analogi konsep vaksinasi. Dalam vaksinasi, jika kita menginginkan bayi dan anak-anak kebal terhadap suatu penyakit, maka terhadapnya dilakukan vaksinasi, atau memasukan bibit penyakit yang telah dilemahkan. Demikian bukan?

Karenanya, saya beranggapan jika anak rajin hujan-hujanan, maka anak-anak akan kebal terhadap hujan. Salah ya? Biarin.

Saat saya kecil dahulu, orang tua saya, khususnya ibu, melarang keras saya hujan-hujanan. Dan lihatlah saya kemudian. Saya tumbuh menjadi anak yang ringkih. Terkena air hujan sedikit saja di kepala, saya sudah menggigil dan demam. Saya pun sering keluar masuk rumah sakit saat itu. Namun begitu saya mulai ikut kegiatan pecinta alam - yang kegiatannya pantang takut hujan selain tantangan-tantangan alam lainnya - saya menjadi sehat dan tahan sakit (semoga selalu demikian). Alhamdulillaah.

Maka berdasarkan pengalaman saya itu, juga setelah menyaksikan saudara-saudara kita yang hidup  di jalanan (tidak terkecuali para nomaden yang berkeliling jalanan sambil telanjang) yang terlihat selalu sehat dan tidak pernah sakit, maka saya berkeyakinan bahwa agar badan sehat, maka badan perlu dilatih. Seperti vaksinasi tadi. Agar kebal terhadap hujan, maka berhujan-hujanlah.

Karena di Bogor, hujan hampir selalu disertai dengan petir, maka saya sering tidak mengizinkan anak-anak saya hujan-hujanan. Kecuali hujan turun tanpa petir, maka saya akan mendukung anak-anak saya hujan-hujanan.

Saat ini, alhamdulillaah anak saya Arien, menurut dokter sudah terbebas dari penyakit ITP yang dahulu pernah diidapnya. Saya tidak tahu apakah ini ada hubungannya. Yang pasti, sekarang saat dia pulang sekolah misalnya, maka pada saat dia hujan-hujanan, tentu saya dukung. Agar jarang sakit, dan agar kebal penyakit.

Demikianlah. Pandangan saya salah dan kacau? Hehe, mungkin. Maafkan jika keliru dan jangan ditiru jika berdampak lain. Makanya, silakan dibantah jika teman-teman punya pandangan berbeda. Untuk argumentasi yang ilmiah, saya akan menerima konsep yang berbeda itu.


Wassalamuálaikum wr.wb.


Anak-anak saya hujan-hujanan, 
tujuh tahun lalu

ENERGI UNTUK HIDUP MAPAN SAYA MEMANG SANGAT SEDIKIT

$
0
0

Assalamuálaikum wr.wb.


Berproses. Itu yang selalu saya katakan kepada teman-teman masa kecil saya yang menanyakan keadaan saya sekarang. Inilah saya, yang sedang menjalani proses kehidupan yang lebih mapan dibandingkan dahulu.

Meski kenyataannya, dari sisi kepribadian saya kerap merasa tidak lebih mapan. Tetap penuh cela, dan belum pernah bisa ber-hijrah dari keadaan sebelumnya. 

Saya masih mengidentikkan diri dengan sisi-sisi kehidupan yang tidak mapan, yang pernah saya jalani "berabad-abad" lamanya dahulu. Terasa susah payah sekali mengubah kebiasaan masa silam saya menjadi kehidupan yang lebih baik.

Saya belum akan menceritakan beberapa hal mendasar yang masih melekat pada diri saya. Di sini saya baru akan menceritakan sebagian kecil puzzle ketidakmapanan dalam keseharian saya.


Begini,
Sebagai misal, di rumah saya kerap sengaja memakai kaos yang terbalik. Baik depan-belakang maupun luar-dalam. Bagi saya memakai kaos yang terbalik bisa memberikan inspirasi dan membuat otak saya jadi gampang berpikir. Entah sugesti atau tuah ilmu pengawuran saya, saya tidak tahu, dan tidak pernah akan ingin tahu. Yang pasti, bagi saya nyaman saja saat mengenakan kaos terbalik. Coba jika di kantor diperbolehkan menggunakan baju terbalik, pasti saya lakukan dan membuat saya bisa mikir!

Saya juga masih sering sengaja memakai kaos kaki yang tidak sama, bahkan panjang pendek (padahal isteri saya selalu menyiapkan yang bagus dan benar). Tidak terkecuali saat berkantor, saya kerap melakukannya, dan tidak ada orang yang tahu!

Saya pun masih suka mengenakan celana kerja yang bertambal (padahal yang baru dibeliin isteri pun ada - dan teman-teman di kantor tentu tidak ngeh soal ini). Bagi saya, ini membuat saya membayangkan orang yang susah membeli celana dan hidup marjinal di luar sana. Rasa empati itu bisa muncul secara konsisten saat saya mengenakannya.

Kemudian, saat berkunjung ke rumah teman, saya enjoy saja menggunakan sandal jepit yang berbeda antara kaki kanan dan kaki kiri. Rasanya dinamis saja. Ini kebiasaan saya sejak SD dahulu, yang membuat ibu saya kesal dan muring-muring.

Pun saya tidak mempermasalahkan saat harus bermobil, dan saya menggunakan sepatu sandal isteri saya yang feminin. Hingga saya kebingungan saat hendak turun dan harus menghadap kepala sekolah Agree. Menghadap kepala sekolah memakai kaos dan berjaket, tapi dengan sepatu sandal wanita? Ohh my goods!

Yang saya ceritakan di atas hanya sebagian kecil yang saya tidak malu untuk menyampaikannya di sini. Masih banyak kekisruhan lainnya yang masih saya "jaga". Yang pasti saya masih acak-acakan dengan ekspresi-ekspresi brutal seperti itu. Beruntung isteri saya sabar. Alhamdulillaah.


"foto di truk bak terbuka dengan isteri"

Benar jika dikatakan energi saya untuk mapan, sangat sedikit. Barangkali hanya 10% saja. Saya menyadari, saya masih menikmati kehidupan penuh ekspresi sebagaimana diajarkan lingkungan di luar orang tua saya.  Indah dan mengesankan saat melampiaskan ekspresi sesembarang itu. Tapi sekarang saya sering merasa tidak kontekstual manakala disandingkan dengan usia yang tidak lagi muda, kehidupan yang tidak melulu informal, dan dinamika keadaan yang tidak selalu berada di alam rimba. 

Tapi saya bersyukur, karena Insya Allah trademark yang berbau dosa sudah mulai lenyap dari kebudayaan saya sekarang. Saya pun bersyukur, alhamdulillaah saya tidak bertato. Teman-teman saya yang bertato banyak yang sangat menyesalinya sekarang (nah lo, kenapa dahulu nggak mikir sih, Kalian?) 

Berdasarkan hal-hal di atas itulah, persentase "mapan" saya yang 10% itu benar-benar saya dedikasikan untuk orang-orang yang saya cintai. Saya ingin sangat mapan dalam membina kehidupan rumah tangga saya dan mencetak generasi-generasi saya. Sungguh saya sangat serius untuk itu. Angka 10% memang sedikit, tapi jika dimaksimalkan dalam sebuah totalitas, saya berpikir, mungkin tetap akan manis hasilnya. Aamiin.

(Sedangkan 90% yang tidak mapan itu, biarlah tetap ada sementara saya berproses, toh tidak ada yang dirugikan. Paling-paling hanya ikut menanggung malu, hehe...)

Sekian. Teman-teman ada saran atau pengalaman serupa?


Wassalamuálaikum wr.wb.

 
(Di bis Kopaja P-20) 
 Semalam sandal saya putus karena terantuk batu saat saya 
berjalan kaki dari stasiun Cikini-Manggarai saat hujan dan kereta error
Tadi pagi, sandal ini saya pakai, apa adanya. 

METAL BERANGASAN RASA CATHERINE ZETA JONES

$
0
0




Assalamuálaikum wr.wb.


Beberapa waktu lalu saya pernah menyinggung sekilas tentang film Rock of Ages. Saya mengkritik film itu karena tidak valid. Sebab untuk film yang ber-setting tahun 1987, film ini menampilkan banyak lagu yang diproduksi setelah 1987.

Tapi terlepas dari itu, saya menyimpan rasa penasaran. Saya berpikir bahwa film musikal seperti ini pasti ada CD/kaset Original Motion Picture Soundtrack (soundtrack)-nya, dan pasti rock, warna musik favorit saya. Ternyata benar. Saya mendapatkan CD soundtrack film itu di toko Duta Swara Jalan Sabang, Jakarta, tempat yang hampir setiap Jumat saya kunjungi. 

CD ini yang kemudian membuat saya surprise. Pasalnya, dalam soundtrack itu, para aktor/aktris film Rock of Ages menyanyikannya secara langsung lagu-lagu yang ada di film tersebut (lagu-lagu hit pada era itu). Cover version dari penyanyi aslinya. Terjawab sudah pertanyaan saya saat menonton film itu, apakah mereka di-dubbing oleh pihak ketiga atau tidak. Ternyata tidak. Mereka menyanyikannya sendiri semua lagu yang ada di film itu. Dua puluh lagu di soundtrack, plus beberapa lagu yang tidak dimasukkan dalam soundtrack. Jempol besar untuk mereka. 

Maka, jika ingin mendengarkan Tom Cruise menyanyikan lagu yang biasa dibawakan Axl Rose, atau Alec Baldwin yang membawakan lagunya Reo Speedwagon yang berjudul Can't Fight This Feeling, di sini tempatnya. 

Tidak cukup di situ. Kita juga bisa mendengar Julianne Hough menyanyikan lagu More Than Word-nya Extreme yang digabung dengan lagu Heaven-nya Warrant dengan interpretasi yang seksi. Keren abis! Atau lagu I Want to Know What Love is yang biasanya dinyanyikan bapak-bapak tua di grup Foreigner, kini dibawakan oleh Malin Akerman yang sensual. Ciamik banget. Atau saat mereka menyanyikan lagunya Here I GO Again-nya Whitesnake, sangat memukau dan tidak kalah berenergi dari aslinya.

Dan buat saya, bintang di soundtrack ini adalah Catherine Zeta Jones. Teman-teman ingat suara manjanya di film Zorro? Nah, cita rasa suara manja ini terasa sekali saat dia membawakan lagu milik kelompok metal berangasan Twisted Sister. We're not Gonna Take It dibawakannya dengan sangat manis olehnya. Interpretasi lagu yang berbeda dari seorang Catherine, berhasil membuat lagu milik kelompok berangasan ini terasa beda. Tetap ngerock, bertenaga, namun menjadi sangat manis. Membuat saya yang sudah tidak mengingat lagu itu, kembali menjadi menyukainya.


Twisted Sister (soundspheremag.com)
Bayangkan, lagu yang semula dibawakan oleh tipikal grup di atas, di-cover oleh barisan wanita cantik di bawah ini.



Catherine Zeta Jones, Juliane Hough, dan Malin Akerman
(sheknows.com/pixgood.com/tqn.com)

Ada beberapa hal yang bisa saya garisbawahi. Pertama: interpretasi. Saat sebuah lagu yang mungkin oleh sebagian orang dianggap tidak menarik, akan terasa sangat menarik jika dibawakan dengan interpretasi yang berbeda.Atau sebuah lagu yang dirasa usang, akan terasa segar kembali dengan sebuah interpretasi yang baru. Refreshment terhadap apapun ternyata memang perlu dalam bentuk yang kontekstual. Saat kita menemukan kebosanan, kita bisa memperbaharuinya dengan penghayatan yang baru, asal dalam kerangka yang positif. Kedua: siapa sangka Tom Cruise cs bisa bernyanyi? Mereka pasti kita anggap jago akting, tapi pasti tidak bisa bernyanyi. Tapi nyatanya mereka mampu membuat beberapa kritikus terdiam saat soundtrack ini dirilis. Dan sekali lagi terbukti, bahwa latihan yang keras membuat mereka berjaya.    


Wassalamuálaikum wr.wb.


NYAMANNYA LINGKUNGAN KERJA

$
0
0
Assalamuálaikum wr.wb.
 

Secara faktual, bagi saya lingkungan kerja merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Namun keberadaannya secara intensitas menduduki persentase terbesar. Dari pukul setengah delapan pagi sampai pukul lima sore, saya berada di kantor. Belum lagi jika harus extra time berada di situ karena penugasan tertentu. Bandingkan dengan intensitas waktu dalam keluarga yang hanya menyisakan beberapa saat saja lamanya setelah bekerja di kantor seharian plus perjalanan puas sebagai commuter(begitu sudah remuk redam baik fisik, stamina, maupun mental, si manusia setengah tidur ini dihadirkan di tengah keluarga. cengiiir lalu nggeliyeng. kejam nggak coba?) 

Karena intensitasnya itu, maka sungguh ideal menjadikan lingkungan kantor seperti lingkungan keluarga. Dan menjadi kewajiban saya untuk berinteraksi dengan baik di kantor, selayaknya seperti dalam keluarga saya sendiri. Saya tentu tidak berhak menuntut lingkungan kantor baik kepada saya. Tapi sayalah yang harus berbuat baik kepada lingkungan kantor, sehingga Tuhan memberikan balasannya: saya mendapat kebaikan dari kantor.   

Prinsipnya sih saya tidak pernah cengeng untuk berharap mendapatkan kantor yang nyaman buat saya. Kantor dengan jenis dan model apapun, sungguh saya tidak gentar untuk memasukinya. Bahkan berkantor di hutan atau di gunung, barangkali saya juga oke koq(asal jangan berkantor dengan macan dan gorila, saya mau).

Namun alhamdulillaah, saya bersyukur sekali ketika Tuhan memberikan kantor yang kondusif buat saya. Enak dan nyaman. Atasan yang low profile, serta teman-teman yang bisa diajak nyantai sesuai gaya hidup saya. Nyantai dan tidak kaku, lalu pekerjaan beres, apa yang salah coba? Bagi saya, bekerja itu seharusnya dilakukan dengan rileks dan tanpa beban. Pekerjaan kantor menjadi urusan bersama hanya saat di kantor. Setelah jam pulang, segera lupakan kantor, lalu siapkan perjumpaan yang berkualitas dengan keluarga, dan jangan bicara tentang kantor. Seharusnya begitu bukan?

Saya pun mengidealkan, saat datang ke kantor, saya tidak membawa beban dari keluarga (bayangkan jika teman-teman di kantor saya ajak ngobrol masalah kebutuhan ember dan abu gosok untuk nyuci di rumah), dan saat hendak pulang pun tidak membawa PR dari kantor (bayangkan anak dan isteri diajak ngobrol soal merangkai kata dalam Nota Dinas, apa nggak tobat). Dan sungguh indah jika kita berangkat ke kantor dengan perasaan bahagia dan rindu pada kantor, serta meninggalkan kantor pun dengan perasaan bahagia dan rindu pada keluarga. Juaranya kesejukan ada dalam situasi ini.

Teman-teman punya pengalaman soal ini?

Wassalamuálaikum wr.wb.


Foto di atas adalah teman-teman wanita di ruangan tempat 
saya bekerja. Sebagai anak muda, mereka enerjik dan dinamis.  
Sebagian dari mereka ada yang mengambil kuliah lagi,  
mengikuti klub olahraga, beraktivitas di alam bebas, 
dan ada yang masih berkecimpung sebagai model. 
Suasana rukun dan solider antar mereka 
adalah kekuatan besar di kantor kami.

SEMOGA TIDAK LEBIH BODOH DARIPADA SAYA

$
0
0
 


Assalamuálaikum wr.wb. 


ACARA 69

Di negara Astina, ada acara yang terbilang baru dan terobosan di televisi baru yang tajuknya "69" (bukan judul sebenarnya). Acara itu menampilkan penanganan masalah kamtibmas, khususnya atas para pelaku kriminal (penjahat) dan pelaku pelanggaran hukum secara on the spot. Di acara itu kita bisa menyaksikan pak dan bu pulisi yang gagah berani tampil juara memberantas kejahatan dan pelanggaran. Tidak terkecuali drama penangkapan penjahat dari berbagai jenisnya. Dengan style yang cukup narsis, kita bisa menyaksikan semua aksi pulisi, mulai dari rencana penyergapan, pemetaan, metode mengendus lawan, pengejaran, hingga penyergapan. Bahkan cara pak pulisi memegang pistul, kita jadi tahu lewat acara itu. Detail. Nah, percayakah teman-teman bahwa dengan adanya acara ini, ke depan penjahat mulai berkurang? Ya terang saja. Tepatnya penjahat yang tertangkap menjadi berkurang. Karena penjahatnya sudah tahu modus penangkapan dan penyergapannya. Kojur.


BAKAR GANJA
Silakan saksikan pemberitaan di banyak media massa di negara Astina itu, banyak pulisi melakukan pemusnahan barang hasil kejahatan. Sebut saja ganja, yang dimusnahkan dengan cara dibakar. Hehh, ganja dibakar? Bukankah perilaku menyimpang dengan modus penyalahgunaan ganja, dilakukan dengan cara membakar, untuk kemudian sang pemakai mengalami giberway? Cukup selinting, lalu dibakar, dihisap, pun sang pemakai akan flying, ginting. Nah inilah dia, beratus kilogram ganja dibakar di area umum, di halaman kantor pulisi. Apakah ini namanya bukan mengajak semua penghuni kota ikut mabok gele bersama-sama? Dan pulisi satu kantor pun jangan-jangan gantung gonjes semua? Aneh.

PRA PERADILAN
Ada lagi di negara itu, yaitu kasus seorang pulisi yang melakukan upaya praperadilan atas status tersangka yang disematkan kepadanya. Status tersangka di-praperadilan-kan? Hehe, ini pasti jadi bahan olok-olok mahasiswa fakultas hukum di negara itu. Karena apa? Karena ini kekonyolan luar biasa, masa' pulisi sebagai orang pintar dalam penegakan hukum tidak tahu bahwa status tersangka tidak bisa dipraperadilankan. Lucu. Dan fatalnya, kasus ini didampingi para pengacara kondang. Fatalnya lagi, sang pemohon menang. Masyarakat awam seperti saya dibuat tambah bodoh karenanya.
  
PENANGKAPAN TERPIDANA REKENING JUMBO
Rakyat Astina bingung menyaksikan drama eksekusi penangkapan kembali seorang oknum pulisi yang telah dihukum tapi tetap berada di luar kerangkeng dan bahkan menjalankan bisnisnya. Menurut banyak pihak, dalam keseharian, sang terpidana kerap dikunjungi para pentolan pulisi dan jaksa. Tapi kenapa pulisi bilang telah mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) dan eksekusinya dramatis seperti baru menemukan sebuah tempat persembunyian saja. Sandiwara, deh!

PUNGLI
Lalu lihatlah kasus pungutan liar di bundaran Hotel Astina yang sempat terekam di CCTV. Ini mungkin yang disebut kontra produktif. Di saat para pentolan pulisi tengah bertikai menyelamatkan muka institusi, para kroco mumet malah mensosialisasikan budaya oknum parah beginian. Simbolisasi yang kehilangan konteks? Entah. 

CCTV
Di Astina, dalam rangka menekan angka kejahatan di berbagai tempat yang rawan, CCTV segera dipasang. Seorang pembesar dengan gagah menyebut titik-titik definitif yang akan menjadi lokasi pemasangan CCTV. Dan mungkin esoknya dia akan tersenyum bangga karena angka kejahatan turun drastis. Ya pantas saja, sang penjahat tidak akan melakukan kejahatan di tempat yang dipasang CCTV! 

SURAT IZIN
Di Astina, pulisi menetapkan status tersangka atas 21 staf kantor anti maling kantoran karena mereka tidak memperpanjang surat kepemilikan senjata. Nah ini mungkin bagus, karena memang untuk memiliki senjata harus berizin dan izin itu harus selalu diperbaharui. Tapi tunggu dulu, pak pulisi sendiri pegimana? Apakah pak pulisi sudah pada punya SIM? Tiga sampel pulisi yang pernah disurvei Gareng menyodorkan fakta: jangankan SIM, lha wong buat beli tiket kereta Jabodetabek aja susah banget.


Wassalamuálaikum wr.wb.
Saya memang bodoh, tapi semoga pak pulisi di Astina tidak lebih bodoh dari saya.

BIARKAN MEREKA BERKELAHI

$
0
0
Assalamu'alaikum wrwb.


Perang cuit yang melebar ke  perang urat syaraf via twitter (twittwar) antara paranormal Ki Kusumo dengan pesulap Demian Aditya, bagi saya sudah pada taraf yang memuakkan. Tidak bermutu sama sekali. Pun setiap saat kita dijejali pemberitaan tentang mereka yang notabene belum pernah bertemu satu sama lain, tapi gaung pemberitaannya sudah berlebihan.

Yang satu mempertontonkan nyali meradang dengan mengejar yang lainnya tanpa ampun - dengan publikasi habis-habisan. Yang satu lagi membalas dengan kucing-kucingan - lagi-lagi dengan publikasi yang tidak kalah gencar.

Fenomena ganjil terjadi karena faktanya hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu kedua orang itu berseteru, sementara yang bersangkutan bahkan belum pernah bertemu sama sekali. Semakin parah saat perseteruan antar ego di dunia maya itu sudah melibatkan ormas yang menjadi pendukung salah satunya.  

Di lain sisi, saat wartawan mewawancarai beberapa sampel publik, banyak orang terutama ibu-ibu terlihat ketakutan dan mencemaskan, khawatir keduanya berkelahi.

Belum lama ini Iwan Fals dibombardir Farhat Abbas via twitter. Fans Iwan yang tergabung dalam OI mendukung Iwan untuk memberi Farhat pelajaran. Tapi rupanya Iwan sudah merasa cukup dibela fans-nya yang bahu-membahu menghajar Farhat di twitter. Maka Iwan memilih diam dan tidak meladeni Farhat. Jika ini yang terjadi di kasus Kusumo-Demian, mungkin perseteruan akan berakhir dengan sendirinya. Masalahnya, baik Kusumo maupun Demian masih berperang sampai sekarang, meski tidak pernah bertemu muka. 

Bagi saya sih seharusnya mereka bertemu. Setelah mereka bertemu, lalu berdialog secara lugas, mungkin ada penyelesaian yang baik dan tidak harus diakhiri dengan kekerasan. Andai harus berakhir dengan perkelahian, ya sudah, selesaikan dengan cara itu. Yang penting tangan kosong dan tidak menggunakan santet atau trik sulap. Setelah selesai, lalu salaman dan jika perlu berpelukan. Selesai dan sportif. Tidak ada dendam. Jika masih menyisakan dendam, ya percuma saja berkelahi. 

Andai kelak anak saya Agree terpaksa harus berkelahi dengan teman atau lawannya, saya akan memberikan keleluasaan. Harus berani untuk bertemu dan berdiskusi. Jika terpaksa berkelahi, ya harus berani, dan harus tangan kosong. Jika perlu saya akan menyaksikan atau menjadi wasit yang adil. Kalau tidak berani, biar saya pakaikan rok sama daster saja untuknya. 

Akhirnya,
Silakan bertemu Kusumo, Demian.  
Maka Kalian berdua akan memenangkannya bersama.
Atau akan saya siapkan rok dan daster saja buat Kalian.


Wassalamu'alaikum wrwb.

BEBERAPA HAL SOAL TV KABEL

$
0
0


Assalamu álaikum wr.wb.


Meskipun sekarang ada banyak stasiun televisi yang bisa dijangkau dengan antena konvensional, tapi karena beberapa alasan, banyak orang berlangganan TV kabel. Termasuk saya.

Ada beberapa pengalaman penting yang ingin saya bagikan kepada teman-teman di sini soal TV kabel. Silakan simak jika berkenan.



PROVIDER SECARA SEPIHAK MENAIKKAN TARIF 

    Saat stasiun TV kabel (provider) secara sepihak menaikkan tariflangganannya, biasanya hanya memberitahukan lewat pesan pada display televisi, bahwa tarif baru akan diberlakukan mulai bulan depan.
      Sikap saya: berhenti berlangganan dengan tidak membayar biaya bulanan lagi. Karena menurut saya, ini tidak fair. Bukankah pada saat saya mulai berlangganan, tarifnya sudah ditetapkan secara fixed rate- flat. Tapi jika menurut pertimbangan bisnis sang provider perlu ada kenaikan biaya, silakan saja, tapi saya sebagai pelanggan berhak untuk tidak melanjutkan berlangganan. Atas hal ini, saya tidak mengalami kerugian apapun kecuali saya tidak lagi mendapat hak menonton acara dari provider tersebut. Kerugian justru ada padanya karena peralatan ada di rumah saya, tidak terpakai. Dan saya bisa segera move on dengan provider baru.

       Antena-antena ini bukan karena berlebihan. 
      Ini hanya peralatan para provider yang tidak kunjung diambil.


      MENGENAKAN TAGIHAN PASCA PEMUTUSAN
      Setelah saya tidak membayar biaya bulanan karena sudah "putus" dengan sang provider, pihak provider biasanya menelpon, mengirim sms, atau mendatangi rumah saya. Dan bilang bahwa pihaknya akan mencabut peralatan dan mengancam mengenakan tagihan pasca pemutusan.
        Sikap saya: santai saja. Saat mereka menyampaikan tagihannya, bilang saja begini: tagihan tentang apa? Skema berlangganan ini kan berasas prabayar, mana ada istilah tagihan? Tagihan hanya ada pada skema pasca bayar. Makanya berhati-hatilah teman-teman, pastikan skema yang digunakan adalah prabayar. 



        PROVIDER MENGENAKAN DENDA/PENALTY

        Karena kita tiba-tiba menyatakan tidak berlangganan, pihak provider mungkin saja mengenakan denda/penalty.

        Sikap saya: cuek saja. Bilang saja kalau berlangganan itu sepenuhnya hak kita. Penalty tidak pernah diperjanjikan dalam dokumen apapun sebelumnya. Pengenaan sepihak atas denda/penalty dari provider justru berisiko ke perusahaannya, karena bisa saja saya akan menyuarakan kepada teman-teman dan kerabat saya, bahkan mengirim surat terbuka di media massa, bahwa perusahaan ini invalid atau tidak bonafide. Pun perusahaaan bisa kehilangan nama baik dan remuk karenanya. 

        Ini contoh sms dari sang provider:


         
        Dan ini jawaban dari saya:

        mungkin karena sms ini, pihak provider malas berurusan sama saya, 
        dan peralatannya pun ngejogrog berlama-lama di rumah saya.



        MENGHADAPI DEBT COLLECTOR

        Di atas itu sekilas pengalaman saya. 
        Sedangkan untuk kasus di bawah ini, saya belum pernah mengalaminya, tapi perlu untuk diantisipasi.

        Begini, risiko kita tidak membayar "tagihan" dan "denda/penalty" adalah berurusan dengan petugas debt colector.

        Kemungkinan sikap saya: saat debt collector datang, jangan pernah gentar. Hadapi dengan percaya diri dan syukur-syukur lebih garang daripada debt colector-nya. Sampaikan bahwa mereka jangan asal menerima penugasan dari provider, karena sebenarnya tidak ada beban apapun yang terhutang. Sampaikan argumentasi yang agak panjang, pasti mereka tidak paham, karena kekuatan mereka hanya otot. Dan saat mereka melongo, infokan bahwa kita kenal dengan beberapa tokoh misalnya Kapolres, Danramil, raja preman, dan sebagainya. Dan satu lagi, tatap mata mereka saat kita berbicara.  Saya taruhan, debt collector yang berbadan gempal itu akan ciut nyalinya, dan mual karena berurusan dengan kita. 


        Wassalamu álaikum wr.wb.

        MASIH SOAL TV KABEL

        $
        0
        0

         
        Bingung mau posting apa, ini aja deh, berita di TV kabel lima tahun lalu, bisa dibuka nggak? wassalamu'alaikum wr.wb.


        MENDAMPINGI ANAK-ANAK BELAJAR

        $
        0
        0
        Assalamu'alaikum wrwb.


        Buah dari beberapa posting saya yang sering "sok tahu" di blog ini  (hehe, maaf ya, saya memang kerap tidak bisa membedakan mana yang pantas ditulis dan mana yang tidak, payah memang, untung saya masih muda dong - red), menyisakan beberapa pertanyaan dari teman-teman, baik yang disampaikan melalui sms, email, maupun kolom komentar di blog. Pertanyaannya kurang lebih berkisar soal bagaimana cara mendampingi anak-anak dalam belajar.

        Hahai, sungguh pertanyaan ini membuat saya tergagap. Karena sebenarnyalah perihal belajar anak-anak sepenuhnya dalam kendali ibu mereka. Isteri saya yang ikhlas mendampingi mereka belajar, mengajari, membuatkan kudapan pendamping belajar, mengontrol konsistensi anak-anak, hingga mengecek nilai-nilai mereka (bahagianya saya mendapatkan tipikal wanita seperti ini, hebat nggak saya?). Saya hanyalah melengkapi apa yang sudah diterapkan isteri saya itu.

        Tapi mungkin tidak ada salahnya jika di sini saya mencoba untuk berbagi cara kami mendampingi anak-anak. Maafkan jika ini jauh dari kaidah psikologi atau teori belajar yang baik. Saya tidak bermaksud menggurui dan semata-mata hanya mempraktikkan yang kami anggap cocok untuk anak-anak kami. 

        Begini cara kami mendamping anak-anak belajar:
        1. Saat mereka belajar, misalnya belajar Bab Pertama, pertama sekali kami minta mereka membaca dulu bab tersebut hingga tuntas. Sekedar membaca, dan tidak perlu menghafal. 
        2. Setelah itu, kami biasa memberikan secarik kertas kepada mereka. 
        3. Lalu kami ajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan dengan merujuk ke materi Bab itu (tujuannya agar mereka terbiasa berpikir cepat sih, meski saya sendiri susah jika berfikir cepat, top kan). 
        4. Dan saat mereka tergagap dalam menjawab, kami meminta mereka untuk menuliskan kembali soal yang kami ajukan sekaligus jawaban yang telah kami tunjukan. Begitu seterusnya, setiap mereka gagal menjawab dengan benar, mereka harus menuliskannya kembali di kertas (tujuannya agar mereka mengingat konstruksi kata-katanya. tidak sekedar menghafal, percayalah menulis membuat mereka menjadi mengerti, tidak semata-mata hafal). 
        5. Setelah selesai pertanyaan kami ajukan, kami meminta mereka untuk membaca kembali kertas yang telah mereka tulisi dengan materi yang mereka anggap sulit tadi. 
        6. Setelah selesai belajar, kami biasa membahas Bab tadi sesuai pemahaman kami. Saya biasa memberikan ilustrasi untuk memperkaya wawasan mereka, misalnya: 
        • saat membahas Bab mengenai reptilia, maka saya bercerita soal dinosaurus, esensi berdarah dingin, karakter dan trik berhadapan dengan ular, dan sebagainya.
        • saat membahas Bab mengenai Sumpah Palapa, saya akan menyebut Ratu Tribuwana Tunggadewi (bukan Hayam Wuruk) yang sempat marah kepada Gajah Mada saat pelaksanaan Sumpah Palapa itu, tentang filosofi buah Palapa, tentang satelit Palapa, dan sebagainya.
        • saat membahas Bab Kebudayaan Romawi, maka saya membandingkan dengan kebiasaan Asterix dan Obelix yang bercelana merah dan bergaris biru, cerita Ben Hur, dan sebagainya. 
        • Saat membahas Bab tentang Kebudayaan Aztec-Inca, maka saya akan bercerita tentang Tonto di film Lone Rangers, tentang film kejar-kejaran Apocalypse, potongan rambut Mohawk, dan sebagainya. 
        Saya hanya bermaksud, biar anak-anak saya memiliki wawasan yang komprehensif, tidak hanya normatif teoritis sebagaimana di buku. Dan saya pastikan, mereka akan semakin tertarik untuk belajar. Insya Allah.


        Wallahu a'lam
        Wassalamu'alaikum wrwb.



        JAJAN INI UNTUK ADIK

        $
        0
        0

        Assalamu'alaikum wr.wb.



        Di sebuah acara perpisahan Taman Kanak-kanak (TK), medio awal 1980-an. Saya sebagai salah seorang siswa TK yang lulus, dipanggil maju ke atas panggung. Dimumkan, bahwa saya akan menerima hadiah ranking pertama (saya ingat tulisan di luar bungkusan hadiah: Juara I).


        Saat saya cengar-cengir di atas panggung, Bu Marni, sang kepala sekolah berujar di microphone-nya. Katanya, "Anak-anak, Kalian tahu, Zach selalu membawa pulang makanan dari sekolah buat adiknya di rumah."


        Demi mendengar itu, saya cuek saja, paling tambah nyengir dan sedikit malu-malu. 

        Beberapa tahun kemudian, saya mulai terpikir ungkapan Bu Marni itu. Terngiang-ngiang kalimat itu dalam beberapa suasana.

        Ya, saya mengingat setiap Sabtu pagi, TK kami selalu mengadakan acara jalan sehat. Dan setibanya kembali ke sekolah, kami selalu dibagikan makanan kecil (jajan) dalam dus. Dan selalu, jajan itu saya bawa pulang. Bu Harti, wali kelas saya menanyakan, kenapa setiap mendapat jajan selalu saya bawa pulang. Saya bilang untuk adik saya. Saat Bu Harti menanyakan sebabnya, saya hanya menjawab karena saya sangat menyayangi adik saya. Itu saja. 

        Rupanya Ibu Guru saya itu selalu memperhatikan apa yang terjadi setiap Sabtu. Saya yang membawa dus jajan itu pulang, untuk adik saya. Selalu dan selama saya duduk di TK, selalu begitu. Tidak hanya hari Sabtu, setiap ada kesempatan mendapat jajan, saya selalu membawanya pulang. Bu Harti pun pernah mendapati saya mengantongi roti yang remuk pemberian seorang teman. Bu Harti langsung berkomentar, "Pasti buat adik di rumah kan?"
        Tidak ada yang istimewa bagi saya. Tapi itu yang nyatanya menjadi alasan bagi Ibu Kepala Sekolah mengumumkan bahwa saya ranking I di TK itu.


        Saya lama merenungkannya. 
        Berarti saya ranking I karena jajan yang saya bawa ke rumah untuk adik saya. Bukan karena saya pinter atau unggul di kelas.  Karena saya selalu merasa, banyak teman yang jauh lebih pintar daripada saya.

        Itu yang kemudian lama melekat pada diri saya. Sejak itu ada stigma baru pada diri saya, bahwa orang yang dinilai baik, lebih beruntung daripada yang dinilai pintar. Saya mempercayainya hingga sekarang. Perbuatan yang kita lakukan secara mengalir dan tanpa pamrih apapun, ternyata tetap dilihat Tuhan yang Maha Penyayang. 


        Wallahu a'lam

        Wassalamuálaikum wr.wb.

        (Paragraf di bawah ini saya buat beberapa waktu lalu)
        Siang ini, seorang teman satu ruangan membelikan kami -rekan kerja satu ruangan- nasi kotak, sebagai syukuran karena lolos seleksi beasiswa). Saya melihat di dalam nasi kotak ada bebek goreng. Bebek goreng adalah lauk kesukaan isteri saya. Biasanya, jika saya mendapat nasi kotak yang berlauk bebek goreng, pasti langsung saya bawa pulang sekalian dengan kotaknya. Tapi karena sejak pagi saya belum makan, perut terasa lapar juga. Ya sudah, daging bebeknya saya bawa pulang, sementara nasinya saya makan. Ahh, saya jadi teringat momen di TK dahulu.
          


        Viewing all 400 articles
        Browse latest View live


        <script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>