Assalamu'alaikum wr.wb.
Beberapa saat lalu, ketika anak-anak saya masih menikmati liburan sekolah, kami menerima undangan mengikuti sebuah workshop. Undangan untuk kami sekeluarga. Workshop tematik tentang anak-anak Indonesia yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan.
Materi workshopadalah presentasi anak-anak yang berprestasi pada bidangnya masing-masing. Dalam presentasinya, masing-masing anak memaparkan mengenai penelitian ilmiah, rumus-rumus yang dibuatnya, serta bermacam permainan yang berhasil diciptakannya. Dan semua itu, telah didaftarkan copyright-nya. Masya Allah.
Sepanjang mengikuti acara itu, yang ada dalam diri saya adalah perasaan takjub dan bersyukur. Takjub karena betapa saya menyaksikan sendiri anak-anak yang sudah bisa berfikir layaknya seorang ilmuwan. Bersyukur karena perasaan bangga saya, ternyata anak-anak Indonesia sungguh sangat menjanjikan kemampuannya.
Ya Allah, sejuk sekali perasaan hati saya. Terharu sekali saat menyaksikan kiprah mereka. Inilah pelipur lara setelah hampir selalu menyaksikan berita di televisi yang intensitas muatannya mengecewakan. Yang di dalamnya ada kisah seorang putri yang pintar korupsi, kisah para bapak yang pintar berbohong, kisah para wanita yang pintar mencari uang dengan jalan pintas, dan kisah anak-anak yang kehilangan masa depannya, selain para pelajar yang pintar menjadi gladiator ketimbang mengasah otaknya.
Kembali ke acara workshop tadi, bagi anak-anak saya, Arien dan Agree, acara workshop inilah brainstorming yang saya harapkan dapat membuka wawasan mereka tentang inovasi. Bahwa di sekolah tidak hanya untuk belajar akademis, tapi juga berkarya nyata.
Dan dalam kaitannya dengan momentum de-RSBI-sasi, dalam lubuk hati saya terdalam, tumbuh harapan, bahwa menjadi anak pintar tidak hanya milik anak kaum berada. Semoga dengan terbukanya kesempatan belajar yang lebih luas, siapapun punya kesempatan sama dan adil dalam berkembang dan menjadi cikal manusia berguna. Saya berharap sekali, ya Allah.
Wassalamu'alaikum wr.wb.