Quantcast
Channel: zachflazz
Viewing all articles
Browse latest Browse all 400

Pensiun

$
0
0


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Di postingan silaturahimyang lalu, saya bercerita tentang seorang teman yang telah menjalani masa purna tugas. Kemudian, pada yang Selasa yang lalu, kembali, dua orang teman saya pun dilepas menuju fase baru bernama masa purna tugas. Pensiun. 

Adalah teman-teman kerja saya, Pak Handono dan Pak Mumud, mendahului saya untuk bergegas ke masa istirahat penuh damai. Sementara saya merasa, belum lama rasanya saya, saat untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di kantor ini, beliau berdua memperkenalkan diri sebagai seorang yang berusia 43 tahun. Saat itu saya berusia 25 tahun. Sekarang mereka berdua telah berusia 56 tahun, dan saatnya mengakhiri masa kerja, dipaksa oleh perintah sebuah Surat Keputusan (pertanyaannya, berapakah usia saya sekarang? ini tipikal soal cerita di pelajaran matematika. halahh, lupakan!). Kembali pula saya diingatkan persoalan waktu yang bergulir sedemikian cepat.


Dahulu saat saya kelas 1 Sekolah Dasar, lalu menjalani masa-masa sekolah hingga kuliah tingkat I, perlu waktu 12 tahun. Saat itu, 12 tahun terasa lama sekali. Sekarang, saya sudah 12 tahun tinggal di Bogor, dan sejak mendiami rumah saya itu hingga sekarang, waktu seperti berjalan teramat sangat singkat. Seperti baru kemarin saya menimang anak saya Arien, lalu sekarang tanpa pernah menyadarinya dari sehari kesehari, dia sudah tumbuh menjadi remaja yang duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Pertama.

Hidup memang bicara soal waktu. Kelak pun, jika masih diberi waktu, saya akan pensiun. Tua, lalu menunggu waktu untuk menjemput sang ajal. Maka kemudian bergantianlah dengan tampilnya generasi baru mengisi dunia. Demikian seterusnya. 

Dan saya, akankah terus menunda-nunda pertaubatan hingga sampai waktunya nanti? Lalu menangis dan meronta di pintu kubur minta segera dikembalikan ke dunia walau semenit saja? Na'udzubillaah.



DI SUDUT GALAKSI

di lorong gelap di sudut galaksi
merenungku dalam diam yang sunyi
menggagas sesal kekeliruan di sepenggalan masa
di sini kumenanti keniscayaan akan terjadi

saat mulutku disumpal lakban besi
tangan kaki pun terjerat rantai berduri
bara jingga terbayang menyapu benak
menunggu saja waktu memberi sisa

kutoleh bumi biru di sudut mata
ada keindahan menakjubkan di sana
harmoni gerakan ruku’ dan sujud umat
konstelasi kemegahan maha raya

gema tasbih di segenap penjurunya
syahdu menggetarkan relung sukma
tak pernah aku rasakan ini sebelumnya
penyesalan tak berguna sia-sia

Ya Allah, izinkan satu saja kuminta
untuk kembalikan aku sesaat saja
meski untuk beberapa kejap mata
demi sebuah pertaubatan suci pada-Mu

tak sempat kuberkata-kata panjang
saat sesosok kasar mencekalku yang meronta
menyeret membawa ke arah bara menganga
lalu melemparkanku dengan berjuta nista

tiba-tiba kuterjatuh dari dipan kayu
meringis kuterbangun, berteriak, lalu menangis
aku terhenyak, merenung, kulihat diriku
bersujud kubersyukur sebab  masih bersama sang waktu

adzan shubuh lamat-lamat kudengar
tapi mata terkatup seperti melawan hidayah
masihkah aku malasuntuk beranjak
dan mengulang kebodohan untuk kali kedua?




Wallahu a'lam.
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.



Jika di postingansilaturahimsaya ceritakan bahwa 
naskah puisi saya dipajang di kamar Pak Abubakar, sekarang pun demikian. 
Menurut kabar sms, lukisan yang saya bikin terpajang di rumah teman-teman saya itu. 
Yang satu di ruang tengah, yang satu tanpa keterangan. Hii...

Viewing all articles
Browse latest Browse all 400

Trending Articles