Assalamuálaikum wr.wb.
Dahulu saya bersekolah di kota C.
Sekarang anak saya bersekolah di kota B.
Ada perbedaan perlakuan guru di sekolah saya dengan dan guru di sekolah anak saya.
Saat saya mengikuti lomba dahulu, kepala sekolah hingga jajaran guru sangat peduli. Semuanya memberikan support dan kegiatan saya selalu diberitakan di majalah sekolah. Begitu pun saat saya harus mengikuti training/pelatihan yang diselenggarakan pihak provinsi (karena saya harus berlomba mewakili provinsi), saya tetap didampingi guru pembimbing saya di ibukota provinsi itu.
Begitu pun saat saya kemudian ketinggalan pelajaran hingga dua bulan lamanya, karena saya harus berkonsentrasi mengikuti pemusatan latihan, tiap-tiap guru berkomitmen untuk memberikan pelajaran tambahan kepada saya setelah jam pelajaran usai, kapan pun saya mau.
Keadaan yang saya ceritakan di atas bertolak belakang dengan keadaan anak saya sekarang. Saat anak saya harus mewakili sekolahnya, bahkan yang sekaligus mewakili negara sekalipun, sekolahnya tidak begitu peduli. Segala persiapan semua diserahkan kepada siswa yang bersangkutan. Si anak didik disuruh mempersiapkan dirinya sendiri. Dalam lomba lukis pun topik lukisan tidak diarahkan oleh pihak sekolah. Terserah sang siswa mau membuat lukisan seperti apa. Saat harus memperagakan ketrampilan bermain musik pun, sekolah tidak urusan mau memainkan musik apa.
Dengan keadaan yang bertolak belakang itu, maka menjadi wajar jika prestasi sekolah di kota kecil C, melebihi prestasi sekolah di kota besar B (yang menurut data adalah paling favorit di kota itu).
Ya, saya hanya pada kesimpulan, bahwa peran antusiasme pembimbing berperan krusial di sini. Kepedulian dan peran serta aktif pembimbing sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Saat anak dibiarkan, sepintar apapun (fakta di sekolah di Kota B, siswanya sangat pintar-pintar) tapi pembimbingnya tidak peduli, maka prestasi sekolah pun akan stagnan, bahkan terseok-seok.