Assalamu'alaikum wr.wb
Kamis pekan lalu, saya mengajak anak-anak ke sebuah toko kaset. Begitu di rak New Release, mata Arien langsung tertuju pada sebuah album.
“Tuh kan, Michael Jackson memang belum meninggal,” katanya sambil menunjuk CD Michael Jackson yang terbaru, album "Escape".
Saya sudah dua kali mengisahkan tentang Arien dengan tokoh idolanya ini, yaitu di "Arien tentang Michael Jackson" dan "Ketika Anak Saya Punya Idola".
Yang unik, Arien percaya jika idolanya ini belum meninggal.
“MJ itu capek, udah bosen jadi artis. Sekarang dia pengin menyepi di desa, pengin hidup tenang. Terus pura-pura meninggal. Dulu pas meninggal, nggak ditunjukin kan jenazahnya?” begitu ungkapnya.
Awalnya saya geli juga saat mendengar Arien bilang begitu. Tapi belakangan saya agak terpengaruh dengan tesis Arien ini. Terutama setelah tempo hari kami bersama-sama nonton film dokumenter bioskop Jacko, This is It. Kata Arien, “Tuh kan Pak, katanya film dokumenter tapi koq beningnya kayak gitu. Urut banget lagi. Udah disiapin banget sebagai film perpisahan. Kalo film dokumenter beneran tu kayak DVD yang Arien punya, yang Devotion sama Moonwalker, nempelinnya acak dan filmnya burem”.
Saya hanya mengangkat alis mata saja. Iya juga sih. Film This is It ini film yang super bagus. Sangat runtut dan teknik pengambilan gambarnya sangat "Riri Reza banget".
Apalagi setelah This is It, Jacko mengeluarkan dua album baru: "Michael", lalu "Immortal". Di album Michael, di beberapa lagunya Jacko malah berduet dengan Akon, 50 Cents, dan Lenny Kravits. Tiga lagu itu sempat hit di pasar Amerika. Nah, kenapa lagu hit malah baru dimunculkan setelah yang bersangkutan meninggal. Kenapa tidak sejak dulu saja diedarkan? Mungkinkah ini rekaman baru?
Album Immortal juga kualitas rekamannya sangat baik. Masih menurut Arien, beberapa lagu di dalamnya memang lagu lama, tapi dinyanyikan dengan versi yang berbeda oleh Jacko, artinya dengan suara Jacko saat ini, plus dengan kualitas rekaman yang baik. Berdasarkan pengamatan saya yang awam soal beginian, album recycle yang pernah ada hampir selalu tidak menampilkan kualitas yang prima. Karena album itu hanya proyek “dibuang sayang” yang biasanya berisi materi yang tidak ditujukan untuk diedarkan, tapi semata-mata versi demo atau latihan saja. Tengok saja album Free as a Bird-nya the Beatles atau album From the Muddy Banks of the Wishkah-nya Nirvana. Juga beberapa album Nike Ardila yang dibuat setelah sang artis meninggal. Jelek abis.
OK-lah, saya tidak akan memperkarakan apa-apa di sini. Jika ingin mengkonfirmasi thesis Arien tadi, bertanyalah ke Akon, Lenny Kravits, atau 50 Cents. Mereka ini yang barangkali tahu persis apakah sang maestro benar-benar masih ada dan sekarang tinggal di wilayah pedesaan.
Belum lagi habis merenung soal itu, album Jacko keluar lagi di tahun 2014 ini. Gres. Album "Xscape". Kulitas rekamannya? Jangan ditanya, keren abis. Lagu-lagunya? Warnanya mutahir banget dan potensial untuk menjadi hits (kenapa lagu bagus begini baru dirilis sekian tahun setelah sang artis meninggal?). Dan ada lagu yang bertipikal mirip dengan lagu-lagu Katy Perry atau Taylor Swift, dengan mixing yang sempurna. Nah, jangan-jangan tesis Arien memang benar.