Agree bersama Emmet Brickowski dkk |
Assalamu'alaikum wr.wb.
Saat berusia belia, saya ingin sekali membeli mainan bernama lego. Tepatnya mainan brick bongkar pasang yang diproduksi oleh Lego, sebuah perusahaan mainan asal Denmark. Ibu saya pun ingin sekali membelikan saya mainan itu. Tapi setiap niat untuk membeli itu muncul, ibu selalu mengurungkan niatnya, begitu melihat harganya. Mahal untuk ukuran kami saat itu. Kata ibu, mendingan uangnya buat beli buku saja. Saya pun ikhlas saja, tapi juga gigit jari tentu saja.
Selain itu, pada saat itu permainan tradisional masih sangat populer, pun saya sangat menikmatinya. Dan ini yang kemudian memberikan rasa "aman" bagi para orang tua pada masanya, termasuk ibu saya. Saya pun bisa terbuai, melupakan lego saat bermain senapan batang pisang, mobil-mobilan dari kaleng bekas, topi dari daun nangka, dan sebagainya.
![]() |
ini masih booming di pasaran |
Tapi bagi saya, lego tetaplah menjadi impian. Meski pada saat itu saya selalu menyadari dan tidak ingin menyusahkan orang tua dengan keinginan yang muluk-muluk dan mahal. Jadilah saya sekarang yang masih menyisakan keinginan itu. Lego tetaplah idaman hingga saat ini. Hidup tanpa lego bagaikan sayur tanpa gula, demikian ungkap batin saya (bukan sayur tanpa garam lho... artinya penting nggak penting, hehe...)
![]() |
lone ranger |
Maka, saatnya kini untuk memanjakan keinginan saya yang masih tersimpan. Lego. Dan asyiknya, anak lelaki saya pun memiliki minat yang sama. Jadilah kami partner yang cocok. Saat isteri dan anak perempuan saya mematut dengan hobinya di toko sebelah, kami berdua berburu... legoooo.
Enak jamanku to? (ehh, nggak nyambung ya?)
Wassalamu'alaikum wr.wb.
superhero pada ngumpul di sini |