Assalamu'alaikum wr.wb.
Hari Sabtu di akhir Maret 2014, cuaca di langit Bogor sangat cerah.
Saya berkirim sms ke teman-teman yang menunggu saya di sebuah pertemuan rutin Forum Komunitas Sabtu Dhuha. Saya meminta izin untuk tidak hadir karena hendak mengantar dan menunggui anak-anak saya bersekolah (sorry - afwan Teman-teman, Kalian selalu dikalahkan jika saya harus dibenturkan dengan kepentingan anak-anak saya. Semoga Allah selalu memberkahi Kalian, Teman-teman).
Setelah sempat memainkan bola sepak sesaat di halaman rumah – dan lumayan berkeringat, saya berangkat mengantarkan Arien-Agree ke sekolah. Menyaksikan anak-anak melangkah dengan pandangan mata optimis, saya merasakan bahagia yang teramat sangat (Ya Tuhan, semoga saya diberi waktu yang cukup untuk dapat mengantar mereka sampai di depan gerbang cita-cita kelak).
Sesampainya anak-anak di sekolahnya masing-masing, saya menyempatkan untuk menikmati sepiring ketupat sayur di depan sekolah Agree. Alhamdulillaah, enak sekali (saya bersyukur bisa merasakan nikmatnya makan dengan enak. Terbayang wajah seorang teman di sana yang saat ini sudah tidak leluasa lagi untuk makan karena derita penyakitnya. Saya berdoa untuk kesembuhannya).
Sembari menunggu waktu pulang anak-anak, saya mampir di beberapa kios tanaman yang berjajar di Jalan Dadali. Para penjual yang hampir semua berdialek Jawa Timur rata-rata sudah mengenal saya, hingga obrolan pun luwes mengalir. Ada hiburan tersendiri saat berbincang dengan mereka (saya banyak melongo mendengar mereka bercerita soal tanaman dan serba-serbinya. Rekreasi tersendiri yang membahagiakan. Rezeki yang banyak semoga selalu untuk mereka).
Tidak lama saya di kios itu, saya lalu menyengaja berkunjung di kediaman seorang sahabat, yang saya rasakan seperti sudah tiga abad tidak bertemu. Begitu menyaksikannya, ya ampun, sahabat saya itu tampak berisi dengan pipi merah pertanda sehat, serta mata yang berbinar pertanda bahagia. Pasti dia bersuasana damai sekali saat itu. Ya, teman saya ini memang sangat berkecukupan dengan tiga orang anaknya yang sehat dan pintar. Ada perasaan ikut berbahagia menyelinap di hati saya. Alhamdulillaah, saya sangat merasakan kebahagiaannya. Sahabat saya yang satu ini memang buat saya sangat menenteramkan. Saya bahagia sekali bisa menemuinya pagi itu (dan saya selalu mendoakannya, semoga dia dan keluarganya selalu dinaungi ketenteraman lahir dan batin, selamanya).
![]() |
saya bersama puteri dari sahabat saya |
Setelah menjemput Agree, saya mengajak anak saya itu ke kantor pos Bogor di Jalan Juanda. Biasa, saya sekedar mengejar perangko-perangko langka. Sayangnya di stand filateli sepi. Selalu sepi jika saya kesana. Bahkan penjaga stand-nya pun tidak nampak. Ini pasti karena peminat filateli di Bogor tidak banyak. Saya sedikit mengecam keadaan tersebut. Saya pun berjalan ke luar, di lapak-lapak perangko yang menjadi mata pencaharian beberapa pedagang kaki lima. Di sana malah saya mendapatkan beberapa perangko langka. Duhai senangnya. Ditambah lagi, di sebelah tempat itu adalah pelataran Kebun Raya Bogor, tempat dengan oksigen paling banyak setelah hutan Amazon. Nikmat Tuhan yang tiada tara kembali saya rasakan.
Sambil menunggu Arien, saya sempat membuka laptop. Membuat sebuah dokumen power point untuk bahan tayangan, karena minggu depan saya ada penugasan mengajar (ahh saya tidak suka dengan sebutan mengajar, mungkin sekedar berbagi pengetahuan, dan saya menjadi fasilitatornya). Mungkin karena perasaan saya yang berbahagia, membuat tayangan pun sedemikian mengalir. Beberapa lagu Skid Row dari album barunya menemani, sementara Agree membaca komik Avengers di jok belakang.
Dan begitu Arien bergabung dengan kami, saya segera melarikan kendaraan dengan pelan menyusuri jalan pulang. Musik klasik kesukaan Arien mengalun terasa nikmat di telinga, juga di dada saya. Anak-anak di jok belakang sibuk dengan bacaannya masing-masing. Sementara saya di belakang kemudi, menerawang, menghayati betapa bahagianya saya pagi ini.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Semoga Teman-teman semua pun bahagia selalu di situ.