Assalamu'alaikum wr.wb.
Teman-teman tahu film The Lone Ranger bukan? Film ini diputar medio tahun lalu di bioskop-bioskop di Indonesia. Bagus? Mungkin. Tapi bagi saya tidak. Saya tidak puas kala menonton film ini. Bagaimana tidak, pencitraan seorang tokoh, yaitu tokoh Indian bernama Tonto sebagai sahabat Lone Ranger, rusak parah di film itu. Ini gara-gara tokoh Tonto ini diperankan oleh Johny Depp.
Di film itu, saya menyaksikan tokoh Tonto seperti menyaksikan tokoh Jack Sparrow dalam film Pirates the Carribesan atau Edward Scissorhands di film dengan judul yang sama, tapi dalam versi koboi. Meski bagi kalangan umum mungkin menilai visualisasi Tonto adalah twist yang brilian dan menggebrak, tidak demikian menurut saya, yang mengawali apresiasi Lone Ranger dari komik. Bagi saya, film Lone Ranger tak ubahnya lawak. Berada di luar pakem.
Nah, soal di luar pakem, ada satu lagi yang sedang di luar pakem saat ini. Ini tentang Tonto yang lain. Alkisah tentang Tonto yang juru bicara Pemerintah, belum lama ini berbusa-busa menyampaikan argumentasi yang susah dinalar saat berkilah soal pembebasan Schapelle Leigh Corby (Corby), narapidana marijuana itu. Ada yang salah dengan setelan Tonto kali ini. Argumentasi yang disampaikan tidak cerdas babar blas menurut saya, berbeda dengan Tonto idealis yang kita kenal saat pertama kali menduduki jabatan wakil menteri.
Corby yang pernah mendapat grasi lima tahun pada 2012, lalu keringanan hukuman selama enam bulan pada tahun berikutnya, maka pada tahun ini dia benar-benar dibebaskan bersyarat. Jadi, total hukuman pidana penjara dua puluh tahun, hanya dijalaninya sekitar sembilan tahun.
Adalah spirit Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 mengenai pembatasan remisi khususnya bagi terpidana kasus korupsi, narkoba, dan terorisme, dicederai dalam kasus Corby. Lalu tentang Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015, yang mencanangkan tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan pengguna narkoba? Tentu terabaikan demi kepentingan entah.
Juga prinsip keadilan, tentu saja dilanggar terang-terangan. Lihat saja betapa Pengadilan Negeri Tangerang yang sangat lugas menerapkan hukuman mati bagi para pengedar narkoba, tidak menjadi cermin bagi Lone Ranger dan Tonto dalam kasus Corby.
Saya malas mendengarkan Lone Ranger dan wakilnya itu berargumentasi soal ini. Saya hanya ada di satu kesimpulan, bahwa mereka hanya ingin lama duduk di tempatnya. Perang terhadap narkoba? Gombal! Menegakkan peraturan? Lebih gombal!
Wassalamu'alaikum wr.wb.