terdiam
karena hanya itu yang bisa kulakukan
tak seperti orang lain yang tidak diam
sebab itu yang membuatnya berharga
kugigit bibirku pecah hingga berdarah
gemas pada diriku yang resah
kusaksikan orang lain tertawa bangga
barangkali dirinya memang membanggakan
galau kupukuli diriku hingga membiru
sementara orang lain memukuli tubuh yang bukan dirinya
kudekap bayanganku
kulihat orang lain mengejar bayangannya
kubertanya apakah aku masih tegak di tanah
lalu membiarkan mereka berjalan menyimpangiku
aku mungkin seperti yang kemarin
yang sering mengecewakan diriku
dan kerap bertanya siapa namaku
tiba-tiba lamunanku disapu hujan pagi
seperti biasa
alam selalu menertawakanku
(dan aku hanya menimpali dengan ucapan persetan?)
![]() |