Hari Ketiga UN (REPOST)
Assalamu'alaikum wr.wb
(Saya membaca-baca lagi artikel di blog saya yang terdahulu. Dan saat membaca yang ini, lalu saya pun ingin merepostnya. Sebagai bahan permenungan saya, yang ternyata harus menyaksikan anak-anak saya sebagai teladan. Terima kasih anakku)
Rabu ini hari ketiga Ujian Nasional (UN) untuk anak saya, Arien.
Seperti biasa, saya mengantarnya ke sekolah pagi-pagi.
Kali ini saya tidak sendiri, tapi ditemani seseorang. Yang duduk melongo tanpa ekspresi di samping saya. Tidak akan saya ceritakan si subyek ini. Percuma, paling-paling dia lagi mimpi main layangan.
Di sini saya hanya mau menceritakan kembali cerita Arien di sepanjang jalan menuju sekolah tadi. Ini tentang acaranya kemarin sore, yaitu acara perpisahan siswa bimbingan belajar di Primagama Bogor. Di acara itu, katanya ada seorang siswa yang dielu-elukan dan dibanjiri ucapan selamat. Pasalnya siswa tersebut telah diterima di SMP 1 Bogor melalui jalur prestasi.
(Sedangkan Arien… Sama! Persis! Arien juga telah diterima di SMP 1 Bogor. Juga melalui jalur prestasi).
Ketika saya bertanya kenapa hanya siswa tadi yang mendapat ucapan selamat, Arien menjawab bahwa dia memang tidak menginformasikan ini ke pihak Primagama. Alasannya, katanya belum tentu teman-temannya akan ikut bahagia. Justru bisa bikin sedih teman-temannya yang belum aman sekolahnya.
Lalu saya bertanya, apakah pada saat si siswa tadi disuruh maju ke depan, Arien ikut bertepuk tangan? Ikut menjabat tangan untuk mengucapkan selamat? Dan tidak berkisah bahwa Arien memiliki prestasi sama dengan siswa tadi?
Arien menjawab semuanya: ya! Arien bertepuk tangan, Arien ikut merasakan senang, Arien ikut mengucapkan selamat, dan Arien tidak memberitahu siapapun bahwa prestasinya identik dengan siswa tadi.
Saya hanya mengernyit. Boleh juga. Unik sekali.
Sederhana sekali sebenarnya cerita saya ini. Dan mungkin seringkali kita mendengar kasus sejenis. Tapi bagi saya, ini artinya begitu dalam, mungkin karena ini berasal dari pengalaman anak saya. Mungkin seandainya saya jadi Arien, saya akan bilang ke orang-orang di kelas Primagama, bahwa saya juga punya prestasi sama dengan siswa tadi. Mungkin.
Saya hanya tersenyum sendiri.
Terima kasih Rien, kau menginspirasi bapakmu pagi ini.
Sukses ya untuk ujianmu. Allah pasti tahu, kelak kau tidak akan cerita
kepada siapapun seandainya hasil ujianmu pun gemilang.
Ya Allah, kami ber-tawasul untuk ini semua
berilah kegemilangan itu untuk anak saya
percayalah, dia kelak akan tetap menjaga kemuliaannya
hamba berjanji akan mengawal amanah-Mu ini dengan setia
percayalah, dia kelak akan tetap menjaga kemuliaannya
hamba berjanji akan mengawal amanah-Mu ini dengan setia
Wassalamu'alaikum wr.wb