Assalamu'alaikum wr.wb.
Alkisah ada seseorang yang sangat saya kenal. Saking kenalnya saya beberapa kali mempercayakan beberapa amanat kepadanya, yang sayangnya berujung kekecewaan. Terakhir saat saya membeli kambing kurban melalui orang tersebut beberapa tahun lalu. Seekor kambing yang gemuk dan sehat, sesuai harganya yang lumayan mahal untuk ukuran kantong saya, saya membeli melaluinya. Seperti biasa, saya pun menitipkan hewan kurban itu selama dua hari hingga saat penyembelihan berlangsung. Tapi apa lacur, saat kambing hendak disembelih, saya termangu karena kambing saya telah digantinya dengan seekor kambing yang jauh lebih kurus. Rupanya kambing saya yang gemuk tadi dijualnya kembali ke orang lain. Hm....bagus! Yah, sudahlah, toh kambing manapun juga sama, akan dibagikan dagingnya untuk para mustahiq. Yang penting niat hati saya bukan? Tapi sejak itu memang saya tidak lagi menyerahkan amanat kepada orang yang saya ceritakan itu.
Dalam perjalanan waktu, yang bersangkutan ternyata bereputasi sebagai seorang yang tidak begitu dapat dipercaya. Banyak orang dikecewakannya, khususnya perihal penggunaan uang dan tetek bengeknya. Bahkan dana bantuan pemerintah yang disalurkan melalui kampung kami pun dikorupsinya.
Hingga sesuatu terjadi beberapa waktu lalu. Saat musim kurban tiba. Orang tersebut mengambil hewan kurban dari seorang juragan ternak di Sukabumi. Pola dagangnya, dia hanya sebagai distributor. Kepemilikan tetap pada sang juragan sampai hewan ke tangan pembeli terakhir.
Kemudian ada seorang pembeli yang hendak membeli melaluinya, sapi 5 ekor dan kambing 15 ekor, yang menurut sang pembeli untuk keperluan kurban di sebuah perusahaan. Menurut informasi, nilainya mencapai seratus juta lebih. Transaksi pun dilakukan di rumah sang distributor, orang yang saya ceritakan tadi. Dan setelah transaksi itu, setelah semua hewan kurban diangkut dengan truk, dia baru sadar, bahwa sang pembeli tidak pernah membayar. Nah! Entah apa yang terjadi. Hipnotis? Mungkin.
Kemudian ada seorang pembeli yang hendak membeli melaluinya, sapi 5 ekor dan kambing 15 ekor, yang menurut sang pembeli untuk keperluan kurban di sebuah perusahaan. Menurut informasi, nilainya mencapai seratus juta lebih. Transaksi pun dilakukan di rumah sang distributor, orang yang saya ceritakan tadi. Dan setelah transaksi itu, setelah semua hewan kurban diangkut dengan truk, dia baru sadar, bahwa sang pembeli tidak pernah membayar. Nah! Entah apa yang terjadi. Hipnotis? Mungkin.
Yang pasti, sejak menjelang Hari Raya Idul Adha yang lalu hingga saat ini, orang itu belum bisa ditemui. Dia tidak ada di rumahnya. Kabur. Banyak orang mencarinya, karena hutang yang melilitnya, termasuk juragan asal Sukabumi yang mulai memakai jasa polisi. Na'udzubillaah.
Demikianlah. Allah seringkali memberi pelajaran di depan mata kita. Bahwa segala amal, baik atau buruk, akan berbalas. Dan satu hal lagi, keluarganya juga menanggung beban atas perbuatannya itu. Malu, dan terbebani angka kewajiban yang mau tidak mau pasti menghantui setiap saat, serta menghadapi polisi yang mulai menekannya (Ya Allah, jauhkan selalu kami dari hal yang sedemikian itu).
Dari cerita di atas, maka, marilah kita menjadikan diri kita selalu sebagai orang yang baik, orang yang ikhlas, dan orang yang berserah diri kepada Tuhan. Insya Allah, Tuhan akan meyayangi kita selalu, menyelamatkan segala langkah kita, dan tidak pernah mempermalukan kita sampai kapanpun. Wallahu a'lam.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Ini saya, temen dari orang yang dibicarakan di atas |