Assalamu'alaikum wrwb.
Setelah berolahraga pagi bersama bapak-bapak di kampung pinggiran Bogor nan sejuk ini, hari Minggu waktu Dhuha kemarin, saya mengajak istri dan anak-anak berkunjung ke rumah seorang teman. Tanpa banyak berdiskusi lagi, anak-anak saya yang hari itu nir kegiatan, menurut saja dengan ekspresi yang cerah ceria.
Tujuan saya adalah daerah Cimanggis - Depok. Tepatnya kediaman seorang sahabat yang dulu pernah satu pekerjaan dan satu ruangan dengan saya. Beliau Pak Abubakar, yang telah menjalani masa purna tugas sejak tahun 2006 yang lalu.
Tak banyak yang akan saya ceritakan tentang pertemuan kami yang sangat mengesankan dan penuh tawa itu. Mengesankan karena sudah lima tahun kami tidak saling bertemu, sehingga pertemuan itu banyak mengungkapkan kejutan. Kami selama ini memang hanya saling menyapa lewat telepon atau sms. Penuh tawa, karena Pak Abubakar ini memang seorang yang sangat lucu. Kata istri saya, Pak Abubakar ini orang terlucu yang pernah ada di dunia. Beliau nyambung sekali dengan Agree, anak saya. Sedangkan saya cukuplah menjadi moderator mereka. Yang lain: istri saya, Arien, dan istri Pak Abubakar, hanya menyumbang tawa yang sesekali memegangi perutnya karena kelucuan kedua orang itu.
Bukan tentang itu yang akan saya ceritakan. Tapi kisah hati saya yang tak terkatakan ini yang akan saya ungkapkan. Demi Allah, begitu saya bertemu Pak Abubakar dan keluarganya, rasanya bahagia sekali bukan kepalang. Sejuk dan memberikan rasa yang teramat nyaman sekali.
Ya Allah, silaturahim memang sangat indah.
Saya rasakan ada darah segar yang mengalir di batin saya setelah setiap bertemu dengan teman lama. Khusus untuk Pak Abubakar ini, figurnya yang bersahaja, hatinya yang bersih, dan tujuan hidupnya yang sederhana, membuat atmosfer yang saya rasakan saat bersilaturahim dengan beliau semakin memberikan kedamaian yang tak lagi bisa diceritakan. Bukan hiperbolik, saya memang sedang sangat bahagia merasakan indahnya bersilaturahim. Subhanallaah, Maha suci Tuhanku yang telah memberikan anugerah bernama silaturahim.
Ada lagi satu hal yang lucu buat saya. Ternyata, menurut istrinya, naskah puisi yang saya bikin dan saya bacakan di saat perpisahan beliau enam tahun silam, dipasang di kamar beliau, ditempel begitu saja dengan selotip. Katanya puisi saya itu membuat berkesan bagi beliau.
OK-lah Pak Abubakar, kami sekeluarga pasti selalu berdoa untukmu. Semoga di hari tenangmu sekarang, Allah makin melimpahkan cahaya kebersahajaan yang menenteramkan. Damai dan ridha Allah selalu menaungimu dan keluarga semua. Dan Allah makin menganugerahi kita yang selalu rajin untuk bersilaturahim. Aamiin.
Wassalamu'alaikum wrwb.
-----
“Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, serta ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim.” (HR. Bukhari)
Keluarga saya bersama Pak Abubakar |