Teman-teman, lihatlah foto di sisi kiri dinding di atas itu. Foto Bung Karno? Bukan. Poster James Bond? Juga bukan. Bukan pula lukisan kanvas Andy Garcia atau Robert de Niro. Apalagi Bambang Pamungkas, jelas bukan (hehehe..)
Itu saya. Saya yang digambar, dipermak pula dengan tinta yang bertabur kata-kata. Kalo Mas Rawin dibeginiin merasa hancur, saya malah sebaliknya. Bangga. Bahkan saya merasa tertolong, karena serasa jadi gagah dan agung, hehe... Inilah untuk pertama kalinya saya merasa gagah (haha..) Ahh, saya jadi pengin mengubah semua foto saya di rumah menjadi dalam format typografi.
Ya, yang di atas itu bukan lukisan. Itu buah karya sebuah cabang kesenian bernama typografi. Hasil karya teman saya, Mas Rudy Arra (domisili Ciamis, status bujangan). Beliau menyelesaikan karya ini dengan serius sekali. Menurutnya, karya seperti ini biasa dibikin selepas 'Isya, dan memerlukan waktu kurang lebih empat jam. Ya inilah dia, typografi. Saya belum begitu tahu soal seni ini. Ini sangat baru buat saya. Dan buntutnya, saya pengin bisa membuatnya (awas Mas Rud, sainganmu bakalan hadir sebentar lagi).
Yang istimewa buat saya, Mas Rudy ini orang pertama di luar diri saya yang ikhlas ngelukis saya. Rekor dunia banget. Point teramat banget! Saya on top of the world dengan ini. Beda grade dikit dibanding rasanya dicium Wonder Woman. Saya berterima kasih atas ini semua. Semoga menjadi buah kebaikan tersendiri buat Mas Rudy. Sukses dengan seni typografinya. Semoga makin berjaya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
---------------------------------------
Tapi masalahnya, di mana ya sebaiknya saya memasang souvenir bergengsi itu?
Di sini...??
Wassalamu'alaikum wr.wb.
---------------------------------------
Tapi masalahnya, di mana ya sebaiknya saya memasang souvenir bergengsi itu?
Di sini...??
Di sini?...
Di sini...?
Disini?
Disini? (Kasihan sayanya digebukin si Agree terus nanti)
Atau di sini? (Mengingatkan saya tentang sebuah nama di Kalimantan sana yang identik dengan panci. Inisial "R")
Ditunggu sarannya.