Assalamu'alaikum wr.wb.
Mudik.
Setelah semalam terasa agak lelah usai menjemput Arien di bandara, yang dilanjutkan ngobrol berempat di rumah dengan agenda mendengarkan cerita si Arien sampai pukul 01.00 WIB, pagi tadi - berangkat pukul 06.00 WIB - kami mudik menuju kampung halaman.
Perjalanan lancar, dari rumah hingga pintu keluar tol Cikampek, ditempuh dua jam. Di gerbang keluar tol Cikampek itu, mendadak jalur ditutup, dan arus kendaraan dialihkan ke arah Sadang. Kata petugas: Pantura crowded, macet. Sementara menurut siaran radio: ramai lancar. Pasti ada yang salah di antara mereka. Dan, saya lebih percaya radio daripada petugas. Entahlah, mungkin karena biasanya begitu kali ya?
Daripada menjadi antah berantah di rute Sadang, dan berakhir dibuang ke jalur Bandung, saya berpikir, kapan saya sampainya. Saya siasati saja keadaan ini. Saya seperti patuh saja disuruh melalui jalur Sadang, ikut merayap beberapa saat. Tapi begitu ada jalan ke kanan, saya memutar ke arah jalur balik ke Jakarta, lalu ambil kanan ke jalan kecil, menyusur daerah Bukit Indah, dan lima menit kemudian, saya menyaksikan pintu tol yang ditutup tadi ada di bawah sana. Dan kami pun melenggang sampai di seberang pintu tol yang ditutup tadi dan menyaksikan mobil-mobil yang kecewa di belakang sana (ahh, kenapa mereka tidak mengambil langkah seperti yang saya lakukan). Dan, Simpang Jomin yang saya targetkan pun menjadi dalam keadaan sepi, menyisakan kendaraan saya dan beberapa kendaraan lain saja. Jalur Pantura pun menjadi jalur ternikmat bagi saya sepanjang sejarah saya melaluinya. Alhamdulillaah, kami dimudahkan dalam perjalanan ini. Masya Allah, terima kasih Ya Allah.
Setelah semalam terasa agak lelah usai menjemput Arien di bandara, yang dilanjutkan ngobrol berempat di rumah dengan agenda mendengarkan cerita si Arien sampai pukul 01.00 WIB, pagi tadi - berangkat pukul 06.00 WIB - kami mudik menuju kampung halaman.
Perjalanan lancar, dari rumah hingga pintu keluar tol Cikampek, ditempuh dua jam. Di gerbang keluar tol Cikampek itu, mendadak jalur ditutup, dan arus kendaraan dialihkan ke arah Sadang. Kata petugas: Pantura crowded, macet. Sementara menurut siaran radio: ramai lancar. Pasti ada yang salah di antara mereka. Dan, saya lebih percaya radio daripada petugas. Entahlah, mungkin karena biasanya begitu kali ya?
Daripada menjadi antah berantah di rute Sadang, dan berakhir dibuang ke jalur Bandung, saya berpikir, kapan saya sampainya. Saya siasati saja keadaan ini. Saya seperti patuh saja disuruh melalui jalur Sadang, ikut merayap beberapa saat. Tapi begitu ada jalan ke kanan, saya memutar ke arah jalur balik ke Jakarta, lalu ambil kanan ke jalan kecil, menyusur daerah Bukit Indah, dan lima menit kemudian, saya menyaksikan pintu tol yang ditutup tadi ada di bawah sana. Dan kami pun melenggang sampai di seberang pintu tol yang ditutup tadi dan menyaksikan mobil-mobil yang kecewa di belakang sana (ahh, kenapa mereka tidak mengambil langkah seperti yang saya lakukan). Dan, Simpang Jomin yang saya targetkan pun menjadi dalam keadaan sepi, menyisakan kendaraan saya dan beberapa kendaraan lain saja. Jalur Pantura pun menjadi jalur ternikmat bagi saya sepanjang sejarah saya melaluinya. Alhamdulillaah, kami dimudahkan dalam perjalanan ini. Masya Allah, terima kasih Ya Allah.
Pantura (Jomin-Ciasem-Pamanukan-Patrol). Sepi dan seperti mempersilakan kami melaluinya dengan sangat-sangat lancar. |
Dan jam 12.30 pun kami sampai di kampung halaman isteri saya, Tegal. |
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-------------
Terima kasih atas doanya Teman-teman, mudik kali ini adalah mudik terlancar dari mudik-mudik sebelumnya. Pasti karena doa ya. Salam sukses, aman, sehat, dan damai selalu ya.. Barakallaahufikum.
-------------
Terima kasih atas doanya Teman-teman, mudik kali ini adalah mudik terlancar dari mudik-mudik sebelumnya. Pasti karena doa ya. Salam sukses, aman, sehat, dan damai selalu ya.. Barakallaahufikum.