![]() |
kapanpun dan di masjid manapun, shalat sunnah. selalulah begitu ya Nak. |
Assalamu'alaikum wr.wb.
Membaca, mendengar dan menyaksikan berita-berita di media massa, saya sempat merinding oleh berbagai pameran keserakahan. Mulai dari wakil rakyat yang main sabet segala macam proyek, abdi negara yang culas, pengacara yang curang, hingga terpidana mati yang tetap ngelaba sampai kelak matinya, mungkin. Mengenaskan. Yang menjadi refleksi bagi saya, apakah saya juga masih tergolong hamba yang sama dengan mereka? Wallahu a'lam, saya, dan saya juga mengajak semuanya, untuk segera menanggalkan perasaan tidak bersyukur, yang pasti akan merugikan kita, secara aksiomatik maupun secara nyata.
Mari kita tengok naqli populernya.
- “...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7).
- “Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278).
- ”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari )
- “Dan Dia telah memberimu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat lalim dan banyak mengingkari .” (QS. Ibrahim: 34).
Wallaahu a'laam.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
----------------
Membaca dan memuatnya kembali dari Manhaj Salafush-Shalih